This report was saved incorrectly! Please re-Save the report using instructions:

https://plagiarism-detector.com/smf_bb/index.php?topic=341.msg369#msg369

Plagiarism Detector v. 2215 - Originality Report 9/26/2024 8:35:28 AM


Analyzed document: Naskah 822.docx Licensed to: Husien Al Habsyie
Comparison Preset: Rewrite Detected language: Id
Check type: Internet Check
TEE and encoding: DocX n/a

Detailed document body analysis:
Relation chart:
Distribution graph:
Top sources of plagiarism: 49
Processed resources details: 96 - Ok / 5 - Failed
Important notes:
Wikipedia:
Google Books:
Ghostwriting services:
Anti-cheating:
[not detected]
[not detected]
[not detected]
[not detected]
UACE: UniCode Anti-Cheat Engine report:
1. Status: Analyzer On Normalizer On character similarity set to 100%
2. Detected UniCode contamination percent: 0% with limit of: 4%
3. Document not normalized: percent not reached 5%
4. All suspicious symbols will be marked in purple color: Abcd...
5. Invisible symbols found: 0

Assessment recommendation:
No special action is required. Document is Ok.

Alphabet stats and symbol analyzes:
UACE does not support the doc language! UACE logics skipped!
Active References (Urls Extracted from the Document):
No URLs detected
Excluded Urls:
No URLs detected
Included Urls:
No URLs detected
Detailed document analysis:
https://doi.org/10.57216/pah.v20i1.682 ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI BACA TULIS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
NEGERI 38 PALEMBANG Novi Putriyansari1, Dessy Wardiah2, David Budi Irawan3 1, 2, 3Universitas PGRI Palembang e-mail : noviputriyansari05@gmail.com Abstract :
id: 2
Quotes detected: 1.28%
“This research aims to determine the level of literacy ability in grade IV students of SD Negri 38 Palembang, The benefit of this research is to continue to improve literacy skills in grade IV students of SD Negeri 38 Palembang”.
“This research is a type of callitive descriptive research method, The data collection technique is using observation techniques, interview techniques and documentation techniques, Based on the results of the study, it shows that the literacy ability of reading and writing in grade IV students of SD Negeri
38 Palembang is good”. “This can be seen from the learning outcomes of students and the enthusiasm of students in the implementation of literacy activities in schools, The application of literacy which is commonly used in the form of story books is because students are very fond of interesting things such as picture books, therefore teachers apply this literacy activity more to storybooks or storytelling activities. In the media or the book of the students Students are free to bring reading materials from home that they have prepared beforehand”.
id: 4
Quotes detected: 0.13%
“Keywords: Ability, Literacy, Literacy”.
“Abstrak : “Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat
kemampuan literasi baca tulis pada siswa kelas IV SD Negri 38 Palembang, Manfaat penelitian ini yaitu untuk terus meningkatkan kemampuan baca tulis pada siswa kelas IV SD Negeri 38 Palembang”. “Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian deskriptif kualitatif, Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Kemampuan literasi baca tulis pada siswa kelas IV SD Negeri 38 Palembang sudah baik”.
id: 6
Quotes detected: 0.61%
“Itu bisa dilihat dari hasil belajar siswa dan semangat belajar siswa dalam penerapan kegiatan literasi yang ada di sekolah”.
“Penerapan literasi baca tulis yang biasa dipakai berupa buku cerita hal itu dikarenakan siswa sangat menyukai hal-hal yang menarik seperti buku yang bergambar, oleh karena itu guru menerapkan kegiatan literasi ini lebih ke buku cerita atau kegiatan mendongeng, Dalam medianya atau bukunya peserta didik dibebaskan untuk membawa bahan bacaan dari rumah yang sudah mereka siapkan sebelumnya”.
id: 7
Quotes detected: 0.19%
“Kata Kunci: Kemampuan, Literasi, Baca Tulis”.
“PENDAHULUAN”. “Pendidikan merupakan suatu proses dalam membentuk sikap, keterampilan dan pengetahuan, melalui pengajaran yang diberikan oleh guru, Menurut (Zelhendri, 2017, p 27) mengatakan bahwa pendidikan adalah
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”. Artinya, pendidikan merupakan suatu kegiatan/ bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
bersifat mendidik menuju kedewasaan yang akan berguna bagi dirinya sendiri dan juga untuk orang banyak, Pendidikan tersebut dilakukan dalam berbagai jenjang pendidikan formal termasuk pendidikan dasar (SD)”. “Pada pendidikan sekolah dasar, peserta didik diwajibkan menguasai pembelajaran yang bersifat membangun, Pembelajaran bahasa indonesia adalah pembelajaran yang umum bagi
peserta didik di SD, Pada pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar ini memerlukan strategi para pendidik yang baik, dikarenakan para peserta didik yang masih
terbilang kecil yang pada masanya hanya memiliki keinginan untuk bermain. Maka dari itu, perlu adanya strategi guru yang baik agar dapat terciptanya pembelajaran yang efektif pada saat di kelas”.
id: 10
Quotes detected: 0.99%
“Pembelajaran yang efektif biasanya ditandai dan diukur oleh tingkat ketercapaian yang telah direncanakan oleh guru. Tingkat ketercapaian berarti pula menunjukkan bahwa sejumlah pengalaman belajar secara internal dapat diterima oleh para siswa”.
“Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan, Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan, Di antaranya adalah keterampilan mengajar, Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2019, p 69)”.
id: 11
Quotes detected: 1.25%
“Pada pembelajaran bahasa indonesia dikelas IV SD Salah satu mata pelajaran pokok yang menjadi dasar bagi penguasaan mata pelajaran lain adalah mata pelajaran bahasa Indonesia yang di sekolah dasar berfokus pada kemampuan literasi (baca-tulis) (Hertati, 2016, hal 52)”.
“Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu di kuasai adalah literasi baca-tulis,
Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia,
Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik, Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat, (Kemendikbud, 2017)”. “Literasi membaca meliputi kemampuan siswa untuk menalar dan memiliki gagasan, kemampuan untuk memahami sepenuhnya isi teks bacaan, dan kebiasaan untuk mampu merefleksikan isi teks baik dari segi makna maupun pengalaman pribadi, (Abidin, 2018, p 56) menyatakan Literasi adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan berbicara, melihat menyajikan dan berfikir kritis tentang ide-ide”. “Menurut (KBBI, 2022) Literasi adalah keterampilan untuk menginterpretasikan
informasi secara kritis, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup ketika memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dapat di simpulkan bahwa membaca juga harus dilakukan sesuai dengan tujuan membaca spesifik masing-masing orang, Bahkan dalam konsep literasi, membaca merupakan upaya untuk merefleksikan, menggunakan, dan memahami berbagai jenis teks untuk mencapai tujuan tertentu”.
id: 14
Quotes detected: 1.8%
“Namun, berdasarkan hasil Assesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang mengukur kemampuan membaca, matematika dan sains bagi siswa kelas 4 SD menunjukkan bahwa secara nasional, untuk ketegori kurang dalam Secara nasional, untuk kategori kurang dalam kemampuan matematika sebanyak 77,13 persen, kurang dalam membaca 46,83 persen, dan kurang dalam sains 73,61 persen (Kemendikbud, 2017)”.
id: 15
Quotes detected: 0.55%
“Hal ini sesuai dengan berbagai survei dunia yang mencatat rendahnya tingkat literasi di Indonesia, Beberapa temuan dari:”.
“PIRLS (Progress in International Reading Literacy), yaitu
uji literasi membaca yang mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan di tahun 2011, Indonesia menduduki urutan ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500 (Mullis, 2012)”.
id: 17
Quotes detected: 0.55%
“UNESCO tahun 2012 mencatat bahwa kebiasaan membaca masyarakat Indonesia berada pada kategori rendah, yaitu 1: 1,000”.
“PISA (Programmme for International Student Assesment) yaitu uji literasi membaca pada tahun 2012, Indonesia berada di ranking ke-64 dari 65 negara dengan skor 396, dengan skor rata-rata OECD 496
(OECD, 2014)”.
id: 19
Quotes detected: 1.35%
“Simpulan beragam survei di atas sejalan dengan hasil kajian Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Indeks Alibaca) tahun 2018 yang dilakukan oleh Tim Kajian Pusat Penelitian Kebijakan, Kajian ini menyimpulkan bahwa Indeks Alibaca Nasional masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah dengan poin 37,32”.
id: 20
Quotes detected: 1.54%
“Apabila dilihat di level provinsi, sebanyak 9 provinsi masuk kategori sedang; 14 provinsi masuk kategori rendah; dan 1 provinsi termasuk sangat rendah, Artinya sebagian besar provinsi berada pada level aktivitas literasi rendah dan tidak satu pun provinsi termasuk dalam level aktivitas literasi tinggi (Solihin, 2019, p 18)”.
id: 21
Quotes detected: 1.67%
“Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri 38 Palembang juga menemukan permasalahan terhadap ketercapaian kemampuan literasi baca tulis siswa, hal ini terlihat dari hasil penilaian : (1) masih ada siswa yang belum menerapkan kegiatan literasi membaca dan belum bisa membaca dengan lancar, dan (2) masih ada siswa yang masih mengeja dalam membaca”.
id: 22
Quotes detected: 1.28%
“Ada juga siswa yang masih kesulitan dalam menerima atau menyerap materi pelajaran sehingga tidak dapat menerapkan kegiatan literasi membaca secara penuh, Sehingga, perlu dilaksanakan analisis lebih lanjut terkait ketercapaian literasi baca tulis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 38 Palembang”.
“Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan tersebut, maka akan dilaksanakan penelitian dengan judul: Analisis Kemampuan Literasi Baca Tulis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 38 Palembang”. METODE
id: 24
Quotes detected: 1.22%
“Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, Metode deskriptif kualitatif artinya peneliti mendeskripsikan data-data penelitian yang berkaitan dengan penelitian”.
“Sugiyono berpendapat dalam (Sitanggang 2018, 31) Bahwa deskriptif kualitatif ialah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan utuk meneliti pola
kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi dan bersifat induktif (kualitatif) dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
”. “Penelitian ini dilaksanankan di SD Negeri 38 Palembang yang berada di Jalan Sempayo Kemang Manis, Kemang Manis, Kec Ilir Barat II, Kota Palembang Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 38 Palembang di karenakan masih banyak siswa yang masih kesulitan dalam menerima atau menyerap materi pelajaran sehingga tidak dapat menerapkan kegiatan literasi membaca secara penuh, Adapun waktu pelaksanaan yang dilakukan penelitian ini adalah pada bulan Mei 2024”.
id: 26
Quotes detected: 1.15%
“Selanjutnya yaitu teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Menurut (Moleong, 2011, p 187), teknik pengumpulan data dalam penelitian memiliki tujuan untuk mengungkap fakta dan menggunakan cara-cara yang efektif dan efesien”.
id: 27
Quotes detected: 0.67%
“Selanjutnya (Sugiyono, 2017, p 105), menyatakan bahwa secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, ialah pengamatan, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan”.
id: 28
Quotes detected: 0.71%
“Dan Ratna, 2010, p 141 juga, memaknai nya data ialah hasil penelitian baik yang doperoleh melalui pengamatan, wawancara, dan proses pemahaman lain”.
id: 29
Quotes detected: 0.93%
“Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memakai teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, Instrumen penelitian dalam kegiatan penelitian ini adalah peneliti sendiri yang melakukan penelitian secara langsung”.
id: 30
Quotes detected: 0.06%
“Teknik Observasi”.
id: 31
Quotes detected: 0.8%
“Pengamatan/ Observasi ialah cara pengumpulan data dengan melibatkan hubungan interaksi sosial antara peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian (pengamatan objek penelitian di lapangan)”.
id: 32
Quotes detected: 0.99%
“Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua peristiwa, cara ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran atau fakta yang ada di lapangan (Moleong L J, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2010, pp 125-126)”.
“Observasi yang dilakukan peneliti adalah dalam bentuk pengamatan dan pencatatan langsung dan tidak langsung, Peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti tidak aktif dan terlibat secara langsung
merupakan observasi non partisipan”.
id: 34
Quotes detected: 0.06%
“Teknik Wawancara”.
"
Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
disebut wawancara menurut (Sugiyono, 2018, p. 231), Sebelum diadakan wawancara peneliti terlebih dahulu menyiapkan beberapa pertanyaan-pertanyaan agar pelaksanaanya dapat terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai”.
id: 36
Quotes detected: 1.76%
“Metode wawancara digunakan karena jika hanya melaui observasi saja, dirasa belum memadai untuk memperoleh data yang dibutuhkan sehingga perlu adanya teknik lain untuk melengkapi. Melalui wawancara akan diperoleh data yang lebih spesifik dan akurat atau khusus sesuai dengan tujuan penelitian, Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan peneliti kepada guru dan siswa kelas IV SDN 38 Palembang”.
id: 37
Quotes detected: 0.06%
“Teknik Dokumentasi”.
id: 38
Quotes detected: 1.03%
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan”.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain, Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain- lain Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2018, p 240), Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data, foto, dan video saat melakukan proses penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri 38 Palembang”. HASIL
id: 40
Quotes detected: 1.76%
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 38 Palembang, peneliti menyajikan data hasil berupa observasi siswa kelas IV B yang mana hasil observasi ini menunjukkan bahwa keseluruhan siswa memiliki kemampuan literasi baca, dan untuk literasi tulis terdapat 92% yang menunjukkan bahwa masih terdapat 2 siswa dari 24 siswa yang mampu dalam literasi tulis”.
id: 41
Quotes detected: 1.44%
“Hal tersebut disebabkan 2 siswa ini belum mampu dalam menulis nama dengan benar dan juga belum mampu menyelesaikan tulisan dengan waktu yang telah ditentukan dan untuk wawancara peneliti mendapatkan hasil bahwasannya kegiatan literasi memanglah sudah diterapkan pada siswa di kelas IV SD Negeri 38 Palembang”.
“Kegiatan itu dilaksanakan sebelum materi inti disampaikan, hal itu dilaksanakan selama 15 menit, peserta didik dipersilahkan untuk membaca bahan bacaan apapun yang terkait dengan pengetahuan, Selain itu kegiatan literasi ini juga diterapkan diluar jam pembelajaran yang dilaksanakan di ruang perpustakaan, Selanjutnya dalam penerapan literasi baca-tulis yang biasa dipakai berupa buku cerita hal itu dikarenakan siswa sangat menyukai hal yang menarik seperti buku yang bergambar, oleh karena itu guru menerapkan kegiatan literasi ini lebih ke buku cerita atau kegiatan mendongeng, Dalam medianya atau bukunya peserta didik dibebaskan untuk membawa bahan bacaan dari rumah yang sudah mereka siapkan sebelumnya”. PEMBAHASAN “Literasi baca meliputi kemampuan siswa untuk menalar dan memiliki gagasan, kemampuan untuk memahami sepenuhnya isi teks bacaan, dan kebiasaan untuk mampu merefleksikan isi teks baik dari segi makna maupun pengalaman pribadi, Literasi juga sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan berbicara, melihat menyajikan dan berfikir kritis tentang ide-ide, Dapat di simpulkan bahwa membaca juga harus dilakukan sesuai dengan tujuan membaca spesifik masing-masing orang, Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas IV B di dapatkan data 22 peserta didik sudah dapat menerapkan kemampuan literasi baca-tulis dengan baik dan ada 2 siswa yang masih kurang fasih baik dalam menulis maupun membaca, Adapun Solusi dari guru yaitu tetap terus menerapkan literasi ini dalam setiap harinya untuk terus meningkatkan kemampuan baca-tulis para peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal”.
id: 42
Quotes detected: 1.48%
“Dari hasil pengumpulan data berupa data observasi, wawancara dan dokumentasi (Triangulasi) peneliti memperoleh informasi bahwa tingkat antusias siswa dalam literasi baca- tulis ini sangat tinggi, dan pihak sekolah juga mendukung program ini dengan melibatkan instansi atau lembaga perpustakaan khusus dalam sosialisasi kepada siswa akan pentingnya membaca”.
“Dari hasil wawancara kepada siswa juga peneliti mendapatkan jawaban bahwasannya siswa sangat menyukai kegiatan membaca, Siswa sangat menyukai kegiatan menulis, Pelajaran yang sangat diminati oleh siswa kelas IV B yaitu Bahasa Indonesi, siswa menyukai tugas berbasis soal bercerita, Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang disukai karena mudah dimengerti bagi para siswa, Oleh karena itu, kemampuan literasi baca-tulis sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa”.
id: 43
Quotes detected: 1.38%
“Peneliti mendapatkan hasil dokumentasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama melakukan penelitian diantaranya yaiu, kegiatan observasi, kegiatan wawancara bersama siswa kelas IV.B dan guru bahasa Indonesia, kegiatan literasi baca dan kegiatan literasi menulis oleh siswa kelas IV B dalam penerapan literasi baca tulis”.
id: 44
Quotes detected: 1.19%
“Terlihat siswa mengikuti kegiatan dengan baik. Literasi baca meliputi kemampuan siswa untuk menalar dan memiliki gagasan, kemampuan untuk memahami sepenuhnya isi teks bacaan, dan kebiasaan untuk mampu merefleksikan isi teks baik dari segi makna maupun pengalaman pribadi”.
“Literasi juga sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan berbicara, melihat menyajikan dan berfikir kritis tentang ide-ide, Dapat di simpulkan bahwa membaca juga harus dilakukan sesuai dengan tujuan membaca spesifik masing-masing orang, Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas IV di dapatkan data 22 peserta didik sudah dapat menerapkan kemampuan literasi baca tulis dengan baik dan ada 2 siswa yang masih kurang fasih baik dalam menulis maupun membaca, Adapun Solusi dari guru yaitu tetap terus menerapkan literasi ini dalam setiap harinya untuk terus meningkatkan kemampuan baca-tulis para peserta didik agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal”. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan kemampuan literasi baca-tulis pada siswa kelas IV di SD Negeri 38 Palembang sudah baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut: Kemampuan literasi baca-tulis pada siswa kelas IV SD Negeri 38 Palembang sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan semangat belajar siswa dalam penerapan kegiatan literasi yang ada di sekolah. Penerapan literasi baca-tulis yang
biasa digunakan berupa buku cerita hal itu dikarenakan siswa sangat menyukai hal-hal yang menarik seperti buku yang bergambar, oleh karena itu guru menerapkan kegiatan literasi ini lebih ke buku cerita atau kegiatan mendongeng. Dalam medianya atau bukunya peserta didik dibebaskan untuk membawa bahan bacaan dari rumah yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Kendala yang sering ditemukan dalam penerapan literasi baca-tulis ini yaitu dalam alokasi waktunya yang singkat terkadang siswa sudah sangat terhanyut dalam kegiatan literasi sehingga siswa mulai malas dalam melaksanakan pembelajaran inti, selain itu ketika kegiatan literasi dilakukan di perpustakaan sering terjadinya jadwal yang bertabrakan dengan kelas lainnya dikarenakan minat yang tinggi dari para peserta didk. Pada kelas IV.B ini seluruh siswa sangat antusias
dalam penerapan kegiatan literasi baca-tulis. Hal itu dilihat ketika siswa diajak bercerita, menulis cerita maupun membaca buku cerita. Selanjutnya, dalam penerapan literasi baca-tulis ini jika dipersentasekan terdapat 95% siswa sudah menerapka kegiatan literasi baca-tulis
ini, dikarenakan setiap kelas mempunyai program pojok baca yang akan terus dilaksanakan. Adapun program pendukung lainnya yang berkaitan dengan kegiatan literasi yaitu kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh perpustakaan pusat kepada para peserta didik yang dilakukan sebanyak 2x dalam satu bulan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan literasi baca-tulis pada siswa kelas IV B di SD Negeri 38 Palembang harus ditingkatkan lagi, maka disarankan sebagai berikut: Bagi Guru Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat melaksanakan prinsip dasar keterampilan mengajar, salah satunya mengadakan variasi pembelajaran. Variasi pembelajaran sekurang-kurangnya guru dapat melaksanakan empat bagian, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media pembelajaran, variasi pola interaksi dan variasi dalam kegiatan. Dalam hal ini guru dapat terus menerapkan kegiatan literasi baca-tulis untuk terus meningkatkan kemampuan siswa. Bagi Sekolah Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah hendaknya menumbuhkan kerja sama antara guru secara terus menerus dalam upaya meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru agar tercipta pembelajaran yang efektif, menyenangkan sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Abidin. (2018). Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara. Anitah. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Ali, M. (2010). Guru dalam proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru Algensindo. Bahri, D. S. (2019). Psikologi Belajar. Jakarta: Pers. Cahyadi. (2016). Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dan Penampilan Guru terhadap Hasil Belajar Siswa. E-DuMath. Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers. Djamarah, S. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Fitriani. (2016). Implementasi Variasi Mengajar Guru Kelas V
di Sekolah Dasar Negeri 3 Bantul. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1-12. Hertati. (2016). Multimedia dalam Pengembangan Literasi di Sekolah Dasar
. Heryawati, Y. (2016). Seni Pertunjukan dan Ritual. Yogyakarta: Ombak Tiga. Kern. (2000). Literacy & Language Teaching. Oxford: Oxford University Press. Moleong, L. J. (2010).
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, J. Lexy. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mullis, I. (2012). International Result In Reading. Bandung : PIRLS. Mulyasa. (2019). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
OECD. (2003). Literacy Skils for the World of Tomorrow. Montreal: UIS-OECD Padmadewi. (2018). Literasi di Sekolah dari Teori ke Praktik. Bandung: Nilacakra Publishing House. Perry, K. H. (2014). Literacy Practice of and For The Self Among Adults With Limited or No Schooling. Jornal of Literacy. Saomah, A. (2017). Implikasi Teori Belajar Terhadap Pendidikan Literasi. Dipetik September 17, 2023, dari http://repository.usu.ac.id Suhardi, S. (2017). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE. Stephen Robbins. (2002). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi edisi kelima. Jakarta:Erlangga. Sudjana. (2016). Penilaian Hasi
Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Tavdgridze, L. (2016). Literacy Competence Formation Of The Modern School. Journal of Education and Practice.

Disclaimer:

This report must be correctly interpreted and analyzed by a qualified person who bears the evaluation responsibility!

Any information provided in this report is not final and is a subject for manual review and analysis. Please follow the guidelines: Assessment recommendations
2c16d4ea-ce30-41f3-941f-03e7187000e9
e59037a9a5ce2843b59d12edb09435e2
32398082D10FE591F70AE22FD182ABA6
Check Type: Internet - via Google and Bing