This report was saved incorrectly! Please re-Save the report using instructions:

https://plagiarism-detector.com/smf_bb/index.php?topic=341.msg369#msg369

Plagiarism Detector v. 2215 - Originality Report 9/26/2024 9:43:06 AM


Analyzed document: Naskah 824.doc Licensed to: Husien Al Habsyie
Comparison Preset: Rewrite Detected language: Id
Check type: Internet Check
TEE and encoding: ifilter

Detailed document body analysis:
Relation chart:
Distribution graph:
Top sources of plagiarism: 35
Processed resources details: 87 - Ok / 8 - Failed
Important notes:
Wikipedia:
Google Books:
Ghostwriting services:
Anti-cheating:
[not detected]
[not detected]
[not detected]
[not detected]
UACE: UniCode Anti-Cheat Engine report:
1. Status: Analyzer On Normalizer On character similarity set to 100%
2. Detected UniCode contamination percent: 0% with limit of: 4%
3. Document not normalized: percent not reached 5%
4. All suspicious symbols will be marked in purple color: Abcd...
5. Invisible symbols found: 0

Assessment recommendation:
No special action is required. Document is Ok.

Alphabet stats and symbol analyzes:
UACE does not support the doc language! UACE logics skipped!
Active References (Urls Extracted from the Document):
No URLs detected
Excluded Urls:
No URLs detected
Included Urls:
No URLs detected
Detailed document analysis:

e-mail: ppg.fifitpitaloka95128@program.belajar.id1, rdiansy4@gmail.com2, makmunraharjo@unsri.ac.id3

Abstract: This study aims to improve student learning outcomes in fourth-grade science and social studies (IPAS) through Differentiated Instruction assisted by Paper Mode Quizizz
at SD Negeri 78 Palembang. The subjects of this study were 28 fourth-grade students. This type of research uses Classroom Action Research (CAR
) with a quantitative descriptive method. The study employed three data collection techniques: observation, documentation, and tests. In the pre-cycle, the student achievement percentage reached 44.88%.
In the first cycle, the student achievement percentage was 73.45%. In the second cycle, the student achievement percentage nearly reached perfection at 93.86%. This indicates that the implementation of Differentiated Instruction assisted by Paper Mode Quizizz can improve student learning outcomes in science and social studies (IPAS).

Keywords: Differentiated Instruction, Paper Mode Quizizz, Learning Outcomes.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta ddik pada pembelajaran IPAS kelas IV melalui Pembelajaran Berdiferensiasi berbantuan Paper Mode Quizizz di SD Negeri 78 Palembang. Subjek penelitian ini adalah 28 siswa kelas IV. Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan 3 teknik pengumpulan data berupa
observasi, dokumentasi dan tes. Pada pra-siklus, persentase ketercapaian peserta didik mencapai 44,88%. IPAS.

Kata kunci: Pembelajaran Berdifensiasi, Paper Mode Quizizz, Hasil Belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan ialah tahap perubahan sikap, perilaku, serta kemanusiaan manusia dari sistem pelatihan & pengajaran. Pendidikan dan pelatihan ini merupakan bentuk pematangan untuk mencapai tujuan pendidikan (Pristiwanti dkk., 2022: 7912). Definisi ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk membuat manusia memiliki pengetahuan yang cerdas, wawasan yang luas, dan keterampilan untuk menghadapi kehidupan di era digital. Pendidikan sangat terkait dengan pembelajaran, di mana untuk tahap belajar murid akan mempelajari berbagai bahan ajar seperti mata pelajaran tematik yang kompleks. Pelajaran IPAS diasumsikan menjadi bahan ajar yang susah sebab mencakup beragam subjek. Berdasarkan Sukadari (2020:339), pembelajaran IPAS dan Teknologi fokus pada melibatkan siswa untuk tahap belajar aktif, maka murid bisa mengalami tahap belajar dengan langsung serta mencoba membangun proses belajar mereka sendiri. Menurut Jelita dan Putra (2021:430), kesulitan dalam pembelajaran IPAS dan teknologi membuat hasil belajar siswa kurang baik dan mereka tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran. Ini dikarnakan minimnya motivasi murid untuk belajar, sehingga guru harus memodifikasi pembelajaran dengan model- model pembelajaran. Diharapkan dengan pengalaman langsung, murid bisa mendalami konsep yang mereka pelajari serta mengaitkannya pada konsep yang sudah mereka kuasai. Topik umum sebaiknya diajarkan dengan cara yang berbeda berdasarkan karakteristik pembelajaran. Salah satu opsi adalah pembelajaran Berdiferensiasi.
Pembelajaran yang dipakai guna merangsang minat murid untuk belajar serta membagikan peluang untuk murid guna membentuk keahlian serta wawasanya mereka sendiri, serta menampilkan cara menanganinya secara benar atau tidak. Sehingga mereka bisa menangani persoalan tahap berfikir guna memperoleh respon serta pengalaman yang bisa diaplikasikan untuk hidup sehari-hari. Tahap belajar berbasis masalah melibatkan siswa dalam mengidentifikasi/memperkenalkan masalah, mengumpulkan fakta dan kesimpulan selama diskusi, melakukan investigasi di bawah bimbingan guru, menyajikan hasil kerja mereka di depan kelas, dan memulai dengan analisis dan evaluasi. Pembelajaran diferensiasi yang berpusat pada murid menjadi inti dari pembelajaran. Sesudahnya menstimuluskan gagasan terbaru yang timbul dari murid yang terkait pada informasi yang diketahuinya
Melalui asumsi Ainia ( 2020:99 ) Pendidikan dari pandangan Ki Hajar Dewantara ialah menganut seluruh kodrat yang terdapat pada murid, secara bertarget supaya bisa meraih kebahagiaan serta keselamatan. Ki Hajar Dewantara mencita-citakan pembelajaran yang mengupayakan tiap guru guna mengakomodasi serta menghargai tiap perbandingan pada murid, sebab tiap murid memiliki hak yang selaras. Sehingga pendidikan yang memerdekakan begitu dibutuhkan, misalnya dari belajar berdiferensiasi. Filosofi Pendidikan ini selaras pada model belajar berdiferensiasi, Wahyuni A.S (2022:119) & Herwina (2021) menjabarkan bila Pembelajaran berdiferensiasi ialah upaya guna menyelaraskan tahap belajar dikelas guna mencukupi keperluan belajar tiap murid (Tomlinson, 2000).
Penyelarasan ini terhubung pada profil belajar, kebersediaan murid serta minat yang bisa diraih kemajuan hasil pembelajaranya. Dari asumsi Tomlinson (2014), belajar berdiferensiasi ialah upaya guna menyelaraskan tahap belajar dikelas guna mencukupi keperluan belajar tiap murid. Belajar berdiferensiasi berupa rancangan putusan masuk akal (common sense) yang dibentuk guru yang mengacu pada keperluan murid
Ada sebagian hal yang mesti guru siapkan awal mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi. Tomlinson (2014) menjabarkan bila kita bisa menggolongkan keperluan belajar murid, dari 3 unsur. Dimana berupa profil belajar murid, minat serta kebersediaan belajarnya. Sebuah unsur utama untuk model belajar berdiferensiasi ialah unsur kebersediaan. Kebersediaan ini berupa daya guna memahami sebuah bahan ajar terbaru. Suatu tugas yang membandingkan taraf kebersediaan murid bisa mengantarkanya keluar dari zona nyamannya, tetapi pada lingkup belajar yang tepat serta dorongan yang mencukupi, mereka sanggup memahami bahan ajar terbarunya.
Pembelajaran Berdiferensiasi ialah upaya belajar yang menyelaraskan tahap belajar dikelas guna mencukupi keperluan pembelajaran tiap murid. Guru perlu adil untuk mencukupi keperluan tiap muridnya. Adil ini menyelaraskan antar kecocokan tiap murid untuk tahap belajarnya. Terdapat 3 cara penerapan cara belajar berdiferensiasi, ialah diferensiasi produk, proses serta konten. Ketiganya ini mesti berkaitan pada unsur kebersediaan belajar murid, profil serta minat belajar murid. Diferensiasi konten ialah pembagian bahan ajar yang berbeda, selaras pada taraf kebersediaan belajar murid. Diferensiasi proses ialah cara belajar yang membagikan keberagaman pada muridnya guna mendalami sebuah bahan ajar serta memperoleh beragam teori. Misalnya pendidik mencatat minat serta bakat murid awal melaksanakan tahap belajar. Guru membentuk pernyataan pemandu yang diposisikan pada bagian minat tiap murid dikelasnya tersebut.
Lalu dimaknai juga sebagai pembagian tugas yang beragam pada tiap murid. Perbandinganya akan berkaitan pada kebersediaan murid, profil serta minat belajar murid tersebut. Pengaplikasian belajar berdiferensiasi ini, membentuk tiap murid merasa diamati, tertantang serta dihargai ketika belajar. Konten yang selaras pada kebersediaan murid guna belajar, tahapan yang menantang, unik bisa meninggikan motivasi murid guna belajar.
Pembelajaran Berdiferensiasi ialah upaya belajar yang menyelaraskan tahap belajar dikelas guna mencukupi keperluan pembelajaran tiap murid. Guru perlu adil untuk mencukupi keperluan tiap muridnya. Adil ini menyelaraskan antar kecocokan tiap murid untuk tahap belajarnya. Terdapat 3 cara penerapan cara belajar berdiferensiasi, ialah diferensiasi produk, proses serta konten. Ketiganya ini mesti berkaitan pada unsur kebersediaan belajar murid, profil serta minat belajar murid. Diferensiasi konten ialah pembagian bahan ajar yang berbeda, selaras pada taraf kebersediaan belajar murid. Diferensiasi proses ialah cara belajar yang membagikan keberagaman pada muridnya guna mendalami sebuah bahan ajar serta memperoleh beragam teori. Misalnya pendidik mencatat minat serta bakat murid awal melaksanakan tahap belajar. Model berupa rerangka konseptual yang mengilustrasikan tiap tahapan yang terancang serta terstruktur untuk menggolongkan tahap belajar murid, maka target belajarnya bisa diraih secara optimal. Model belajar berperan menjadi acuan untuk perangkai kurikulum serta merancang tahap belajarnya di kelas ( Priansa, 2017: 188 ).
Pengkajian ini selaras pada pengkajian yang dilaksanakan Desi Aprima berjudul
id: 5
Quotes detected: 0.32%
"Analisa Pengaplikasian Belajar Berdiferensiasi Untuk Implementasi Kurikulum Merdeka Untuk Belajar Matematika SD"
menjabarkan bila pengaplikasian belajar ini diamati sangat optimal. Ini ditampilkan terhadpa pengembangan di tiap instrument yang sudah diujicobakan, belajar berdiferensiasi diamati lebih unik daripada belajar lainnya sebab tahap belajar berdiferensiasi menampilkan beragam media belajar yang selaras pada keperluan gaya pembelajaran tiap murid, maka murid minat untuk berkontribusi pada tahap belajarnya. Target pengkajian ini selaras pada target pengkajian tersebut ialah guna mencukupi keperluan murid untuk belajar Bahasa Indonesia serta PPkn secara mengaplikasian belajar berdiferensiasi. Untuk pengaplikasian belajar diferensiasi ini diinginkan bisa membagikan kegunaan mengenai belajar erdiferensiasi di tingkat SD. Awal melaksanakan pelajaran ini, pengkaji melaksanakan tes keahlian awal berupa merangkai RPP, tes diagnostik, melaksanakan belajar serta mengulas hasilnya.
Pendidikan berperan utama guna mengembangkan SDM. Ini selaras pada UU Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) (UU No 20 Tahun 2003) berisi bila pendidikan berupa upaya sadar untuk menciptakan lingkup serta tahap belajar yang unik ketika membagikan materi pada murid yang dengan sendirinya murid akan meningkatkan tiap potensinya sendiri. Pendidikan ialah tahap yang dibentuk guna memfasilitaskan pengembangan perilaku, nilai, keahlian serta wawasan tiap murid. Target pokok pendidikan ialah guna bisa menolong tiap murid guna kompeten serta ahli diberagam sektor, juga menyiapkanya guna berhasil kedepanya. Melalui asumsi Ki Hajar Dewantoro target pendidikan ialah guna membina murid supaya sebagai individu yang utuh, berupa penghidupan serta kehidupanya yang relevan dilingkup sosialnya (Hidayat 2019:26).
Pada kaitan pendidikan, pembelajaran ialah unsur utama untuk tahap pendidikan. Pembelajaran diinginkan bisa mencukupi keperluan tiap murid yang mempunyai beragam cirikhas, maka bisa meraih target belajarnya. Target belajar yang bisa diraih misalnya kemauan serta keinginan murid mendalami sebuah bahan ajar yang dibagikan guru (Imawati 2021:88). Minat pembelajaran berupa suatu tahapan guna tiap murid untuk belajar meraih targetnya. Minat ini berupa dukungan dari tiap muridnya sendiri guna mandiri serta belajar, maka bisa memunculkan rasa bahagia, minat pada sebuah hal. Murid yang minat untuk belajar akan mempunyai rasa antusias ketika belajar. Belajar berupa sebuah aspek utama untuk semua cakupan tahap belajar sebab berupa inti dari aktivitasnya tersebut. Melalui asumsi Sabri (dalam, Nurhaeda 2022:10) minat belajar berupa potensi guna mengamati serta mendalami tiap data dengan berkala. Minat ini berhubungan pada rasa bahagia serta antusias, ini menampilkan bila tiap individu terasa senang atas tema yang diamatinya. Sehingga saat murid yang mempunyai minat pada sebuah tema, dimaknai ia bisa antusias pada temanya itu.
Guru ketika tahap belajar dilangsungkan akan berperan utama guna mengembangkan keaktifan belajar tiap muridnya. Faktanya tidak sedikit guru yang tidak bisa memotivasikan tiap muridnya untuk belajar. Melalui perolehan wawancara serta observasi murid serta guru yang penulis laksanakan di SDN 78 Palembang Kelas 4 perolehan pembelajaran murid tergolong minim. Aspek pokoknya ialah motivasi yang minim. Murid yang tidak mempunyai kecukupan akan motivasinya, akan tidak antusias ketika belajar. lalu bahan ajar yang tidak unik, tidak sedikit murid yang jenuh ketika pendidik membagikan bahan ajar sebab tidak selaras pada keperluan muridnya. Lalu keperluan pembelajaran yang tidak tercukupi. Tiap murid akan memiliki minat pada sebuah hal yang bervariasi untuk mendalami sebuah pembelajaran. Ini bisa diamati melalui taraf minat murid pada bahan ajar yang dibagikan.
Ketika tahap belajar dilangsungkan, diinginkan guru mengamati keperluan serta cirikhas belajar murid yang beragam ini. Sehingga diperlukan sebuah pelajaran yang bisa mengamati tiap perbandingan murid dikelas serta memposisikan minatnya menjadi inti pokok belajar, maka bisa menolong murid memperoleh motivasi serta keperluanya sendiri (Hanaunnadiya 2023:678). Sebuah pendekatan belajar yang bisa dipakai ialah model berdiferensiasi. Melalui asumsi Breaux (dalam Purba 2021:26) belajar berdiferensiasi berupa tahap belajar guna mencukupi keperluan tiap murid selaras pada keahlianya, apa yang ia sukai serta keperluan apa yang mereka butuhkan
Pembelajaran Berdiferensiasi ialah upaya belajar yang menyelaraskan tahap belajar dikelas guna mencukupi keperluan pembelajaran tiap murid. Guru perlu adil untuk mencukupi keperluan tiap muridnya. Adil ini menyelaraskan antar kecocokan tiap murid untuk tahap belajarnya. Melalui asumsi Eidson & Tomlison (dalam, Bayumi 2021:15) menjabarkan bila belajar berdiferensiasi ditingkat SD bisa dimaknai menjadi belajar yang aktif mengaitkan tiap murid selama tahap belajarnya serta mengamati bila murid dikelas mempunyai beragam minat, bakat serta kebersediaan belajar secara bervariasi. Target belajar berdiferensiasi ialah guna bisa mencukupi keperluan pembelajaran tiap murid dengan personal serta membentuknya guna meraih target belajar yang sudah ditetapkan scara optimal selaras pada keperluannya (Aprima 2022:97).
Melalui asumsi Tomlinson ketika belajar berdiferensiasi, guru bisa menyiapkan bahan ajar yang menekan terhadap sebuah belajar, minat serta keinginan pembelajaran yang murid sukai. Lalu guru mempunyai keahlian guna bisa mengembangkan target belajar, hasil, tahapan serta lingkup belajar murid. Maka guru bisa membimbing murid selaras pada ciri serta keperluanya yang mereka butuhkan (Gusteti 2022:637)
Tomlinson menjabarkan keperluan pembelajaran murid sebagai 3 unsur yang berupa: 1) Kebersediaan Belajar: ini meliputi keahlian kognitif, fisik, sosial serta emosional tiap individu guna belajar. sebagian aspek yang mendampakinya berupa kematangan, kesehatan, lingkup serta pengalaman belajar. 2) Minat: ialah potensi tiap individu guna menyukai sebuah tema serta suatu kegiatan. Minat yang tangguh terhadap sebuah tema bisa memotivasikan tiap individu serta mengembangkan kontribusinya untuk belajar. 3) Profil Belajar: meliputi cara belajar tiap individu yang dengan kinestetik, auditif serta visual. Tiap individu yang mempunyai profil belajar yang beragam bisa mendalami data secara beragam (Sopianti 2022:2).
Model belajar berdiferensiasi mempunyai cirikhas yang berupa belajarnya diselenggarakan selaras pada keadaan awal tiap murid, maka penyelenggaraanya guru membutuhkan asesmen awal guna mengamati profil, minat serta kebersediaan belajar muridnya. Ini selaras pada asumsi Bayumi (2021:16) menjabarkan bila guna merangkai belajar berdiferensiasi, guru perlu mendalami muridnya dari segi profil, minat serta kebersediaan belajarnya. Sehingga secara mengamati keperluan belajar murid, murid tersebut merasa dilibatkan serta minat pada belajar sebab bahan ajarnya selaras pada keahlianya. Ini bisa menolong tiap murid meninggikan hasil pembelajaranya supaya target belajarnya bisa diraih.

Tahap belajar mempunyai efek yang dominan pada perilaku tiap murid. Bila murid antusias untuk belajar, sehingga ia akan dengan sepenuh hati ikut pelajaranya sebab mereka tertarik atas materi yang disajikan. Sehingga ketika belajar, murid memerlukan media belajar yang unik, misalnya memakai media Quizizz dengan basis teknologi. Melalui asumsi (Rizkika Eprina et al., 2023) Quizizz ialah media belajar dengan basis kuis. Aplikasi Quizizz ini mencakup pernyataan interaktif diberagam taraf pendidikan serta temanya dibuat dari guru tersebut. Lalu aplikasi ini bisa disajikan memakai video belajar musik serta gambar. Quizizz dimaknai menjadi sebuah media pendukung projek guna membentuk game kuis interaktif yang dioperasikan memakai jaringan elektronik. Secara memakai aplikasi ini, tahap belajar yang dilaksanakan akan dengan optimal diraih. Quizizz berupa aplikasi yang bisa menjadi media pengulasan secara memakai fiturnya berupa Paper Mode. Fitur yang menarik di Quizizz ini bisa mengembangkan minat belajar murid ketika menuntaskan tugas yang dibagikan. Lalu fitur Quizizz bisa mengembangkan kefokusan serta kognitif murid untuk mengisi soal, (Winarsih & Nisa, 2023, p. 114) Paper Mode Quizizz ialah fitur guna bermain muis dikelas tanpa memakai handphone. Terdapat 2 unsur yang mesti dipakai, awalanya guru menjadi administrator perlu memiliki aplikasinya tersebut yang bermanfaat guna memindai kode murid, lalu guru mencetakan kodenya dengan isi nomer murid yang beragam selaras pada absensinya, ini guna melancarkan tiap penilaian guru. Secara memakai fitur ini, guru bisa mewujudkan situasi belajar yang menyenangkan agar bisa meraih target belajar yang sudah ditentukan.
Pengkajian ini mengarah pada informasi nyata atas perolehan nilai keperluan yang dilaksanakan dikelas IV B di SDN 78 Palembang. Diamati bila total murid dikelas tersebut sejumlah 28 murid. Lalu didapati data bila kurikulum yang dipakai berjenis kurikulum merdeka. Tetapi guru disekolah ini masih memakai cara ceramah yang tidak menampilkan diterapkanya kurikulum merdeka dengan optimal, maka murid rentan kesusahan serta jenuh mendalami bahan ajarnya. Guna menangani hal tersebut, penulis memakai cara belajar Berdiferensiasi dengan bermedia Paper Mode Quizizz di kelas IV B
SD Negeri 78 Palembang. Melalui penjabaran tersebut, target pengkajian ini guna menjabarkan pengaplikasian belajar Berdiferensiasi bermedia Paper Mode Quizizz untuk belajar IPAS di SD kelas IV B di SD Negeri 78 Palembang.
Cara belajar diferensiasi ini terdapat keunggulanya yang bisa menyelaraskan aktivitas belajar dikelas, supaya selaras pada keperluan belajar muridnya mengenai kebersediaanya untuk menerima profil, minat serta materi baru untuk belajar IPAS. Serta secara memakai Paper Mode Quiziz ini sebuah pelajaran akan diasumsikan menarik, unik serta kondusif. Sehingga penulis hendak menganalisa pengaplikasian belajar Berdiferensiasi bermedia Paper Mode Quizizz dalam pembelajaran IPAS di sekolah dasar.

METODE
Pengkajian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui asumsi (Nanda dkk., 2021), PTK berupa pengkajian yang diselenggarakan dengan terstruktur atas tindakan yang dilaksanakan guru, yang mencakup perencanaan pembelajaran hingga proses penilaian dalam tindakan nyata di kelas yang bertarget mengembangkan kondisi belajar yang ada. Pengkajian ini menggunakan pembelajaran Berdiferensiasi berbantuan Paper Mode Quizizz. Pengkajian ini bersubjek murid kelas IV B di SDN 78 Palembang, yang totalnya 28 murid serta mencakup dari 17 siswa serta 11 siswi. Data yang diperoleh dalam penyusunan artikel ini sesuai dengan fakta di lapangan, hasil observasi dan soal tes siswa. Cara menghimpun datanya melalui observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik observasi adalah tahap pengumpulan data dengan mengamati menggunakan panca indra, hasil observasi dilakukan dengan pencatatan untuk memantau dan merekam peristiwa penting. Teknik dokumentasi ini adalah cara mencari dan mengumpulkan data dalam bentuk tulisan, gambar, dan peninggalan. Teknik analisis data kuantitatif untuk hasil belajar dilakukan dengan menggunakan persentase. Rumusan yang dipakai guna mengkalkulasi kisaran hasil pembelajaran murid yang diusulkan oleh Aqib (dalam Gultom dkk., 2023).
Model belajar berdiferensiasi mempunyai cirikhas yang berupa belajarnya diselenggarakan selaras pada keadaan awal tiap murid, maka penyelenggaraanya guru membutuhkan asesmen awal guna mengamati profil, minat serta kebersediaan belajar muridnya. Ini selaras pada asumsi Bayumi (2021:16) menjabarkan bila guna merangkai belajar berdiferensiasi, guru perlu mendalami muridnya dari segi profil, minat serta kebersediaan belajarnya. Sehingga secara mengamati keperluan belajar murid, murid tersebut merasa dilibatkan serta minat pada belajar sebab bahan ajarnya selaras pada keahlianya. Ini bisa menolong tiap murid meninggikan hasil pembelajaranya supaya target belajarnya bisa diraih.
Tahap belajar mempunyai efek yang dominan pada perilaku tiap murid. Bila murid antusias untuk belajar, sehingga ia akan dengan sepenuh hati ikut pelajaranya sebab mereka tertarik

Informasi:
𝒳 = Nilai rata-rata
S𝒳= Jumlah seluruh nilai siswa.
ΣN = Jumlah total siswa

Indikator keberhasilan adalah
jika pada siklus I hasil keberhasilan belajar peserta didik
tercapai sebesar 80% dari seluruh peserta didik, dan jika beberapa peserta didik memperoleh hasil belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
), yaitu 75, maka penelitian dianggap berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pra-Siklus
Kegiatan pra-siklus ini dilakukan sebelum peneliti melaksanakan siklus I dan siklus II. Langkah awal yang diambil peneliti pada tahap ini adalah mengumpulkan informasi di SDN 78 Palembang berupa mengamati kondisi dan karakteristik siswa, cara mengajar guru dan mengumpulkan hasil belajar sebelum tindakan dilakukan.

Tabel 1. Hasil Belajar Tahap Pra-Siklus
Pra-SiklusNTuntasTidak TuntasPersentase Ketuntasan28NN121644,88 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 28 peserta didik, hanya 12 peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 44,88% yang dikategorikan sebagai
id: 8
Quotes detected: 0.08%
"masih kurang memadai"

Siklus I
Peneliti melaksanakan siklus I
B. Selama pelaksanaan siklus I, peneliti juga melakukan observasi. Observasi adalah kegiatan mengamati selama proses pembelajaran dan melakukan refleksi. Data berikut diperoleh pada tahap ini:
Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I
Siklus 1NTuntasTidak TuntasPersentase Ketuntasan28NN20873,45 %Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 28 peserta didik, terdapat 20 peserta didik yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 73,45%, sementara 8 peserta didik lainnya masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
) yang diang
dianggap
id: 11
Quotes detected: 0.03%
"Baik".
Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mengalami perubahan signifikan yang lebih baik dibandingkan dengan tahap sebelumnya.

Siklus II
Kegiatan dan tahapan dalam Siklus II sama dengan pada Siklus I sebelumnya. Namun, yang membeda kannya adalah penerapan tindak lanjut terhadap hasil refleksi pada Siklus I. Berikut adalah tabel yang diperoleh pada siklus kedua:
Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II
Siklus IINTuntasTidak TuntasPersentase Ketuntasan28NN26293,86 %
Tabel 3 menunjukkan hasil belajar yang diperoleh pada Siklus II. Berdasarkan data dalam tabel, dari 28 peserta didik kelas IV, terdapat 26 peserta didik yang memenuhi kriteria penyelesaian dengan persentase 93,86%, dan hanya 2 peserta didik lainnya yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus
id: 12
44%
25%
16%
15%
15%
10%
9%
9%
6%
6%
5%
4%
3%
3%
3%
2%
2%
2%
2%
1%
1%
1%
0.8%
0.6%
0.6%
0.5%
0.4%
0.4%
0.3%
0.2%
0.2%
ini dengan menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi berbantuan Paper Mode Quizizz dinyatakan berhasil, dengan tingkat kelulusan pembelajaran semua peserta didik kelas IV B mencapai 93,86%.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi pembelajaran Berdiferensiasi berbantuan Paper Mode Quiziz untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik IPAS Kelas IV B SD Negeri 78 Palembang ini dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil Pra-siklus persentase sebesar 44,88 %, siklus pertama sebesar 73,45 %, dan siklus kedua 93,86 %. Penelitian ini sudah dapat memenuhi kriteria keberhasilan belajar peserta didik. Maka dari itu, kegiatan Implementasi pembelajaran Berdiferensiasi berbantuan Paper Mode Quiziz Mata Pelajaran IPAS Kelas IV SD Negeri 78 Palembang dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

DAFTAR RUJUKAN
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.
Amalia, K., Rasyad, I., Gunawan, A., & Surabaya, U. N. (2023). Differentiated Learning as Learning Innovation. 5(2), 185-193.

Andajani, K. (2022). Modul Pembelajaran Berdiferensiasi. Mata Kuliah Inti Seminar Pendidikan Profesi Guru, 2.

Ayu Sri Wahyuni. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Mipa, 12(2), 118-126.
Dhahana Aris Saputra, Aryo Andri, & Joko Sulianto. (2023). Analisis Penerapan Pembelajaran Diferensiasi Dengan Model Problem Based Learning Terhadap Minat Belajar PesertaDidik Di Sd. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(04), 1570-1582.

Fadillah, A. (2016). ANALISIS MINAT BELAJAR DAN BAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA. M A T H L I N E : Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1(2), 113-122.
Fauzi, M. A. R., Azizah, S. A., & Atikah, I. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Implementasi Paradigma Baru Pendidikan. Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(1), 1-10. Irawati, D., Masitoh, S., & Nursalim, M. (2022). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Vokasi di Era Kurikulum Merdeka. JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala, 7(4), 1015-1025.

Jelita, A dan Putra, E. D. 2021. Analisis Kesulitan Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri. Qalamuna,13(2), 429-442.
Naldi, W., Suryadi, S., R, G. A., Herman, T., & Dwiana, R. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Rancangan Understanding by Design (UbD) terhadap Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(7), 5224-5231.
Pristiwanti., dkk. 2022. Memahami Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(6):7911-7915.

Rizkika Eprina, S., Witono, H., Lestari, S., Prajabatan, P., & Keguruan, F. (2023). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut Bangun Datar Dengan Media Quizizz Mode Kertas Kelas 4 SD Negeri 33 Mataram. Journal of Science Instruction and Technology, 3(1), 73-78.
Sukadari. 2020. Pembelajaran Tematik untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa Kelas Rendah. Jurnal Bimbingan dan Konseling G-Couns, 4(2):339-351.

Utami, W. D., Rahma, S. B., & Anggraini, I. A. (2020). Analisis Minat dan Bakat Peserta didik terhadap Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 23- 28.

Winarsih, & Nisa, A. F. (2023). Paper Mode Quizizz sebagai Media Penilaian Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 23, 112-123.

Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 kata .

https://ojs.uvayabjm.ac.id/index.php
/pahlawan/indexPitaloka dkk, Implementasi Pembelajaran Berdiferensisasi .

135 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm. 94-100

Jurnal Pahlawan | Vol. xx, No. xx, Thn. xxxx

2

Jurnal Pahlawan | Vol. 20, No. 2 : Oktober Tahun 2024

4

Disclaimer:

This report must be correctly interpreted and analyzed by a qualified person who bears the evaluation responsibility!

Any information provided in this report is not final and is a subject for manual review and analysis. Please follow the guidelines: Assessment recommendations
2c16d4ea-ce30-41f3-941f-03e7187000e9
e59037a9a5ce2843b59d12edb09435e2
32398082D10FE591F70AE22FD182ABA6
Check Type: Internet - via Google and Bing