Analyzed document: Naskah 829.docx Licensed to: Husien Al Habsyie
TEE and encoding:
DocX n/a
Detailed document body analysis:
Top sources of plagiarism:
17
Processed resources details:
86 - Ok /
6 - Failed
UACE: UniCode Anti-Cheat Engine report:
Active References (Urls Extracted from the Document):
Detailed document analysis:
https://doi.org/10.57216/pah.vxxix.xxx PERAN MEDIA SOSIAL YOUTUBE SERTA TANTANGAN DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI DAN PERDAMAIAN Anna Sofana Jannah 1, Ahmad Arifin 2, Fitri Aulia Fadhilah 3, Rizal Maulana4 1,2,3,4 Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia
e-mail: 1anasofanajannah@gmail.com, 2ahmadeks03@gmail.com, 3fitriauliafadhilah@gmail.com, 4rizal@iai-al-zaytun.ac.id Abstract: YouTube is a website that allows users to upload videos to share with viewers on the internet. Once uploaded, the video can be watched without waiting a long time to download it. Interestingly, YouTube also provides a live broadcast feature that allows viewers to comment in real-time in the column provided. This feature distinguishes YouTube from conventional television.
YouTube is one of the social media that is highly sought after by the public because it presents various types of videos, ranging from entertainment, tips and tricks, to the latest news. This research aims to describe the role of YouTube as a social media
and the challenges in realizing tolerance and peace. The literature study method is used by referring to reference books, media, internet data sources, and research journals. The results of this study show that YouTube has great potential as a platform that facilitates cultural exchange, education, and intercultural dialogue. Diverse and inclusive content can broaden insights, promote cross-cultural understanding, and strengthen unity among individuals with platforms, users, governments, and civil society organizations. Concerted efforts to promote media education, raise awareness of the importance of tolerance and harmony, and encourage active participation in constructive dialogue can help YouTube effectively realize peace and tolerance in a global society. Keywords: Social Media; YouTube; Tolerance and Peace. Abstrak: YouTube adalah platform website yang memungkinkan pengguna mengunggah video untuk dibagikan dengan penonton di internet. Setelah diunggah, video dapat ditonton
tanpa perlu menunggu lama untuk mengunduhnya. YouTube juga menyediakan fitur siaran langsung
yang memungkinkan penonton memberikan komentar secara real-time di kolom yang disediakan, yang membedakannya dari televisi konvensional. Platform ini sangat dicari oleh masyarakat karena menyediakan berbagai jenis video, mulai dari hiburan, tips dan trik, hingga berita terbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran YouTube sebagai media sosial dan tantangan dalam mewujudkan toleransi serta perdamaian. Metode studi pustaka digunakan dengan mengacu pada buku referensi, media, sumber data internet, dan jurnal penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa YouTube memiliki potensi besar sebagai patfrorm yang memfasilitasi pertukaran budaya, edukasi, dan dialog antarbudaya. Konten yang beragam dan inklusif dapat memperluas wawasan, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan memperkuat kesatuan di antara individu dengan platfrorm, pengguna,pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil. Upaya bersama untuk mempromosikan edukasi media, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi dan kerukunan, serta mendorong partisipasi aktif dalam dialog konstruktif dapat membantu YouTube berfungsi sebagai alat yang efektif dalam mewujudkan perdamaian dan toleransi di masyarakat global. Kata kunci: Media Sosial; YouTube; Toleransi dan Perdamaian PENDAHULUAN Di era digital yang modern ini, media sosial kini menjadi salah satu alat utama untuk menyebarkan informasi, membentuk opini publik, dan memengaruhi dinamika sosial masyarakat. Platform-platform seperti YouTube, dengan jangkauan globalnya dan beragamnya jenis konten yang ditawarkan, telah memainkan peran yang semakin krusial dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu, termasuk isu-isu sosial dan politik yang sensitif seperti toleransi dan perdamaian, sangatlah penting untuk dipahami dan dianalisis secara mendalam. YouTube, sebagai salah satu platform video terbesar di dunia, telah menjadi ruang bagi berbagai narasi dan perspektif yang mencerminkan keragaman masyarakat global. Dari konten edukatif, hiburan, hingga berita, YouTube menawarkan platform bagi individu dan organisasi untuk berbagi ide, cerita, dan pandangan mereka kepada audiens yang luas. Dalam konteks mewujudkan toleransi dan perdamaian, YouTube memiliki potensi yang besar untuk mempromosikan dialog antarbudaya, memperkuat pemahaman tentang keberagaman, dan menginspirasi tindakan positif menuju perdamaian global (Rezkia et al., 2022). Namun, di sisi lain, YouTube juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang dapat menghambat upaya mewujudkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Penyebaran konten ekstremis, disinformasi, dan polarisasi opini merupakan beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh platform ini. Konten-konten yang menyebar dengan cepat dan luas dapat mempengaruhi persepsi masyarakat, menciptakan ketegangan, dan memperdalam kesenjangan antar kelompok. Selain itu, algoritma yang digunakan oleh YouTube untuk menyajikan konten kepada pengguna dapat memperkuat filter bubble, di mana individu cenderung hanya menerima informasi yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri, mengisolasi mereka dari perspektif yang berbeda dan membatasi pemahaman mereka tentang realitas yang ada. Dengan latar belakang ini, penelitian tentang peran YouTube dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian menjadi sangat relevan dan penting. Memahami bagaimana YouTube mempengaruhi pandangan masyarakat dan menghadapi tantangan dalam prosesnya adalah langkah awal yang krusial dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk memanfaatkan platform ini sebagai alat positif dalam mempromosikan toleransi dan perdamaian di zaman digital saat ini. Maka, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai peran YouTube dalam mempromosikan toleransi dan perdamaian, serta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapinya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang berharga bagi pembuat kebijakan, aktivis, dan masyarakat dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai. METODE Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan mengacu pada buku referensi, media, sumber data internet, dan jurnal penelitian. Dikutip dalam , menerapkan dalam artikelnya apa yang disampaikan oleh Zed (2004) mengenai tahap yang digunakan dalam penerapan library research, yaitu menyiapkan kebutuhan bahan referensi yang diperlukan, menyusun bibliografi, mengatur waktu yang baik untuk melakukan review dengan cara membacanya dan mencatata bahan penelitian. Kemudian, mengumpulkan data dari berbagai sumber baik itu buku, arikel jurnal, atau karya ilmiah lainnya. Dilanjut lagi dengan analisis konten deskriptif secara kritis yang kemudian menjadi bahan referensi dan mendukung proporsi dengan gagasan yang diajukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis Peran Media Sosial Youtube Serta Tantangan Dalam Mewujudkan Toleransi dan Perdamaian, sebelum memasuki pembahasan tersebut peneliti akan menjelaskan pengertian dari media social YouTube, peran media sosial youtube dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian, dan tantangan dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian di youtube. Pengertian
Media Sosial YouTube YouTube adalah platform berbagi video yang menyediakan berbagai macam konten video yang populer dan tren. Didirikan pada Februari 2005 oleh tiga mantan karyawan PayPal, yaitu Jawed Karim, Steve Chen, dan Chad Hurley,
platform ini dikenal dengan slogan
"YouTube Broadcast Yourself,"
yang mengajak pengguna untuk berbagi dan menyimpan video kegiatan sehari-hari mereka. YouTube telah menjadi media utama untuk menemukan dan menonton video asli dari berbagai negara di seluruh dunia melalui internet (Rinnanik, 2016). YouTube memfasilitasi miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan berbagi video. Sebagai platform distribusi, YouTube mendukung pembuat konten asli serta pengiklan dari berbagai skala. Ini memberikan kesempatan bagi individu untuk terhubung, berbagi ide, dan menginspirasi orang-orang di seluruh dunia (Olga Bedriana, 2024). Kehadiran YouTube memiliki dampak signifikan pada masyarakat, terutama bagi mereka yang tertarik dalam pembuatan konten video seperti film pendek, dokumenter, dan vlog, namun tidak memiliki platform untuk mempublikasikan karya mereka. YouTube menawarkan kemudahan, biaya yang terjangkau, dan aksesibilitas melalui berbagai perangkat yang kompatibel,
memungkinkan pembuat video amatir untuk mengunggah konten mereka secara gratis. Jika video mereka mendapat
respon positif, hal tersebut dapat meningkatkan jumlah penonton (David et al., 2017). Dengan lebih dari satu miliar pengguna, yang mencakup hampir sepertiga dari total pengguna internet, YouTube menyaksikan ratusan juta jam tayangan video setiap harinya, menghasilkan miliaran penayangan. Ini menjadikan YouTube sebagai platform yang sangat luas dalam menyampaikan informasi dan memperkenalkan konsep baru media, memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi masyarakat. Sebelum YouTube ada, masyarakat tergantung pada informasi berbasis audio visual yang disajikan oleh televisi, yang memiliki jadwal tayang tetap. Hal ini membatasi kemampuan masyarakat untuk memilih dan menyesuaikan waktu saat mengakses informasi. Berbeda dengan platform lain, YouTube memungkinkan akses video kapan saja dan di mana saja selama tersedia koneksi internet, memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menyesuaikan waktu dan lokasi akses informasi (Wiryany & Pratami, 2019). Peranan Media Sosial YouTube dalam Mewujudkan Toleransi dan Perdamaian Toleransi dan perdamaian adalah konsep yang saling terkait erat. Toleransi adalah sikap mengakui dan menghargai perbedaan, sedangkan perdamaian adalah keadaan di mana tidak ada permusuhan, kehidupan berjalan dengan damai, tenteram, dan tercipta kesejahteraan sosial. Toleransi adalah sikap yang mengakui dan mengatasi perbedaan, serta menghormati dan menghargai tindakan orang lain. Toleransi merupakan faktor esensial dalam menciptakan perdamaian dan sering disebut sebagai kunci untuk mencapai keadaan damai. Toleransi dan perdamaian merupakan konsep yang penting dalam menghadirkan kesejahteraan sosial, kesejahteraan, dan kesejahteraan budaya. Dalam kehidupan modern, toleransi dan perdamaian menjadi kunci untuk menghadirkan hubungan yang baik antar orang dan menciptakan kesejahteraan social. Media sosial, seperti YouTube, memiliki peran penting dalam mengembangkan toleransi dan perdamaian antar umat beragama. Berikut adalah beberapa cara bagaimana YouTube membantu dalam mencapai tujuan tersebut: Meningkatkan Pengertian Toleransi Beragama YouTube menjadi platform untuk berbagi informasi dan pendidikan tentang keagamaan, yang membantu pengguna mengerti lebih baik nilai-nilai toleransi beragama. Ini memungkinkan pengguna untuk memahami dan menghargai perbedaan agama dan budaya, yang akhirnya membantu membangun toleransi dan perdamaian. Mengembalikan Peran Ustadz dan Pesantren ke Era Digital YouTube memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pendidikan agama dari berbagai sumber, termasuk 'ustadz YouTube' dan konten dakwah virtual. Ini memungkinkan pengguna untuk mengikuti pendidikan agama secara online, yang lebih mudah dan terjangkau (Wawaysadhya et al., 2022). Memperluas Penggunaan Internet untuk Mencari Rujukan Agama Generasi milenial lebih banyak menggunakan internet untuk mencari informasi agama, dengan sekitar 50,8% mencari rujukan agama melalui internet. YouTube menjadi salah satu sumber utama untuk pengguna yang mencari informasi agama online (Alfani, 2022). Menggunakan Teori Inklusivisme dalam Moderasi Beragama Penelitian ini menggunakan teori inklusivisme dalam moderasi beragama di YouTube dan TikTok, menunjukkan bahwa penerapan moderasi beragama dapat meningkatkan toleransi. Hal ini bertujuan untuk menjaga pluralitas dan kemajemukan bangsa Indonesia tanpa menimbulkan perpecahan (Sukmawati & Tarmizi, 2022). Memanfaatkan Internet dan Media Sosial untuk Membangun Toleransi Pengguna internet dan media sosial, termasuk YouTube, dapat membuat tulisan atau postingan tentang pentingnya toleransi antarumat beragama. Ini memungkinkan pengguna untuk membahas dan mempromosikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian, yang membantu membangun sikap toleransi dan perdamaian di Masyarakat (Rahayu, 2022). Menggunakan Video dan Konten Youtube untuk Membangun Toleransi Konten dakwah yang disajikan di YouTube dapat menjadi sarana untuk membangun toleransi dan perdamaian, khususnya dengan konten yang sederhana, menghiburkan, dan membangun sikap inklusif dalam beragama (Asih et al., 2023). Membantu Mengawasi dan Mengurangi Radikalisme Online Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan materi kontra narasi di media sosial, seperti YouTube, dapat mendorong moderasi beragama, toleransi, semangat pluralisme, kerukunan, dan perdamaian. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengawasi dan mengurangi fenomena radikalisme online yang sering menggunakan media sosial sebagai alat penyebarannya. Dalam hal ini, YouTube memiliki peran penting dalam mengembangkan toleransi dan perdamaian antar umat beragama. Dengan konten-konten yang berkualitas tinggi, teknologi yang canggih, dan platform yang terjangkau, YouTube memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pendidikan agama, membahas nilai-nilai toleransi, dan membantu mengurangi fenomena radikalisme online. Tantangan dalam Mewujudkan Toleransi dan Perdamaian di YouTube Mewujudkan toleransi dan perdamaian di YouTube adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pengguna dan masyarakat. YouTube adalah platform media sosial yang banyak digunakan untuk berbagi berbagai konten, termasuk video yang menggambarkan nilai-nilai toleransi beragama dan etika. Toleransi adalah
sikap memberi kebebasan dan tidak melecehkan anutan kepercayaan dari orang
lain. Untuk mengembangkan sikap toleransi di dalam diri dan lingkungan, generasi milenial perlu mengembangkan toleransi terhadap perbedaan ras, agama, budaya, suku, dan golongan orang lain. Generasi milenial di Indonesia merupakan bagian dari populasi penduduk yang berkisar 32 persen, dan mereka memiliki peran penting dalam mengembangkan toleransi di dalam negara. Tantangan toleransi di Indonesia dapat diterangkan melalui langkah-langkah seperti pemahaman dan penerapan toleransi, serta pengembangan sikap yang mengacu pada persaudaraan atau ukhuwah. YouTube juga dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan toleransi, seperti melihat video yang menggambarkan nilai toleransi beragama dan etika (Wacana et al., 2022). Untuk mengembangkan toleransi di YouTube, pengguna dan masyarakat dapat menggunakan media sosial ini untuk berbagi konten yang menggambarkan nilai toleransi, serta mengacu pada sikap yang mengacu pada persaudaraan atau ukhuwah. Dengan ini, YouTube dapat menjadi media yang bermanfaat untuk mengembangkan toleransi dan perdamaian di masyarakat (Dedeh Dhohiah, 2021). Tantangan dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian di YouTube adalah sebagai berikut: Mengembangkan sikap toleransi YouTube dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan sikap toleransi terhadap ras, agama, budaya, suku, dan golongan orang lain. Pengguna dan masyarakat dapat menggunakan YouTube untuk berbagi konten yang menggambarkan nilai toleransi, serta mengacu pada sikap yang mengacu pada persaudaraan atau ukhuwah. Mengelola konten yang mengancam toleransi YouTube dapat mengelola konten yang mengancam toleransi, seperti video yang menggambarkan nilai konservatif, rasisme, dan diskriminasi. Platform ini dapat menggunakan algoritma dan sistem pengaturan untuk menghapus konten yang tidak sesuai dengan standar toleransi dan perdamaian (Alfani, 2022). Mengembangkan konten yang menggambarkan nilai toleransi YouTube dapat mengembangkan konten yang menggambarkan nilai toleransi, seperti video etika pindah agama, video toleransi beragama, dan tutorial yang membahas toleransi (Youtube et al., 2022). Menggunakan media sosial untuk mengembangkan toleransi YouTube dapat digunakan sebagai media sosial untuk mengembangkan toleransi di masyarakat. Pengguna dan masyarakat dapat menggunakan YouTube untuk membagikan konten yang menggambarkan nilai toleransi, serta mengacu pada sikap yang mengacu pada persaudaraan atau ukhuwah (Yalni & Faisal, 2021). Menggunakan analisis konten untuk meningkatkan toleransi Penelitian dapat dilakukan untuk menganalisis konten YouTube yang menggambarkan nilai toleransi, serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi di masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan toleransi di YouTube (Asih et al., 2023). Menggunakan media sosial untuk membangun komunitas toleransi YouTube dapat digunakan sebagai media untuk membangun komunitas toleransi. Pengguna dan masyarakat dapat menggunakan YouTube untuk membentuk grup dan forum yang bertujuan untuk mengembangkan toleransi dan perdamaian (Widiyanto, M. A., Permana, A., & Rachmawanti, 2023). SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jurnal ini mengkaji peran media sosial YouTube dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian serta tantangan yang dihadapi dalam prosesnya. YouTube memiliki potensi besar sebagai platform yang memfasilitasi pertukaran budaya, edukasi, dan dialog antarbudaya. Konten yang beragam dan inklusif dapat memperluas wawasan, mempromosikan pemahaman lintas budaya, dan memperkuat kesatuan di antara individu dengan nilai-nilai yang sama. Namun, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan potensi positif YouTube. Konten negatif, algoritma rekomendasi yang memperkuat filter bubble, penyebaran desinformasi, troll dan cyberbullying, serta masalah regulasi dan moderasi konten menjadi beberapa hambatan dalam mewujudkan tujuan toleransi dan perdamaian. Keterbatasan bahasa dan akses juga mempengaruhi partisipasi dan eksposur terhadap perspektif global. Mengatasi tantangan ini memerlukan kerjasama antara platform, pengguna, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil. Upaya bersama untuk mempromosikan edukasi media, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi dan kerukunan, serta mendorong partisipasi aktif dalam dialog konstruktif dapat membantu YouTube berfungsi sebagai alat yang efektif dalam mewujudkan perdamaian dan toleransi di masyarakat global. Saran YouTube sebaiknya memperkuat sistem moderasi dan algoritmanya untuk mengurangi penyebaran konten yang mengancam toleransi, sekaligus mempromosikan konten positif yang mendukung inklusivitas dan perdamaian. Selain itu, edukasi kepada pengguna tentang peningnya bersikap kritis dalam mengonsumsi dan membagikan informasi di platform ini juga diperlukan. Kolaborasi antara pembuat kebijakan, akademisi, dan aktivis sangat penting untuk merumuskan strategi yang efektif, serta penelitian berkelanjutan guna memahami dampak konten YouTube terhadap masyarakat harus terus dilakukan. DAFTAR RUJUKAN Alfani, N. ’Afuah. (2022). Nilai-Nilai Toleransi dalam Dakwah pada Channel YouTube Adi Hidayat Official
“Menjawab Argumen Semua Agama Sama .”
1–82. Asih, A. S., Agama-agama, P. S., Ushuluddin, F., Filsafat, D. A. N., Islam, U., Sunan, N., & Surabaya, A. (2023). MEDIATISASI TOLERANSI DI MEDIA SOSIAL ( ANALISIS KONTEN KANAL YOUTUBE JEDA NULIS ). David, E., Sondakh, M., & Harilama, S. (
2017). Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Acta Diurna, 6(1). Dedeh Dhohiah. (2021). Toleransi di Kalangan Generasi Milenial. BDK Jakarta. https://bdkjakarta.kemenag.go.id/toleransi-di-kalangan-generasi-milenial/ Olga Bedriana. (2024). Distribusi Video: 7 Cara Mempromosikan Konten Video Anda Secara Efektif. Wave.Vidio. https://wave.video/id/blog/video-distribution/ Rahayu. (2022). Anak Muda dan Upaya Merawat Perdamaian. Tribun Timur. https://saa.fuf.uin-alauddin.ac.id/artikel-3524-anak-muda-dan-upaya-merawat-perdamaian Rezkia, F., Abidin, S., & Muary, R. (2022). Analisis Framing Pada Film Indonesia: Diversity Under Threat di Youtube DW Documentary. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 4(4), 2201–2211. https://doi.org/10.34007/jehss.v4i4.1034 Rinnanik. (2016).
Program Pembelajaran Agama Islam. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13
(2), 221–239. Sukmawati, R., & Tarmizi, M. I. (2022). Hoaxisu Agama Dan Upaya Melawan Penyebarannyaamelia Dwi Handayani. Tjyybjb.Ac.Cn, 27(2), 58–66. Wacana, A., Channel, D., & Jeda, Y. (2022). NILAI-NILAI TOLERANSI DALAM VIDEO
“TOLERAN DALAM BERDAKWAH DAN DAKWAHKAN TOLERANSI”
(Analisis Wacana Dalam Channel Youtube Jeda Nulis). Wawaysadhya, Oktafiani, T. U., Olivia, P. L. D., & M, B. (2022). Moderasi Beragama di Media Sosial : Narasi Inklusivisme dalam Dakwah. AL MUNIR Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 13(2), 118–132. Widiyanto, M. A., Permana, A., & Rachmawanti, R. (2023). Representasi Toleransi Beragama Dalam Video Art. 10, 1.
Wiryany, D., & Pratami, T. V. (2019). Kekuatan Media Baru Youtube Dalam Membentuk Budaya Populer. ArtComm : Jurnal Komunikasi Dan Desain, 2(02), 25–30. https://doi.org/10.37278/artcomm.v2i02.199 Yalni, F., & Faisal. (2021). Pesan-Pesan Toleransi Beragama Dalam Konten Youtube Gita Savitri Devi. Al-Adyan: Journal of Religious Studies, 2
(2), 141–152. Youtube, C., Nulis, J., Isi, A., & Klaus, P. (2022). Nilai-Nilai Toleransi Dalam Berdakwah Pada.
Disclaimer:
This report must be correctly interpreted and analyzed by a qualified person who bears the evaluation responsibility!
Any information provided in this report is not final and is a subject for manual review and analysis. Please follow the guidelines:
Assessment recommendations