Analyzed document: Naskah 835.doc Licensed to: Husien Al Habsyie
TEE and encoding:
ifilter
Detailed document body analysis:
Top sources of plagiarism:
24
Processed resources details:
68 - Ok /
4 - Failed
UACE: UniCode Anti-Cheat Engine report:
Active References (Urls Extracted from the Document):
Detailed document analysis:
https://doi.org/10.57216/pah.vxxix.xxx
PERSEPSI DAMPAK BULLYING TERHADAP SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 2 PALEMBANG
Mia Oktalinda Resti, Ardi Saputra, Dian Sri Andriani
1,2,3Universitas Sriwijayae-mail: miaoktalinda.resti0710@gmail.com, ardisaputra@fkip.unsri.ac.id, diansriandriani@fkip.unsri.ac.id
Abstract: Bullying not only the perpetrators and victims but also the students who witness the bullying incident. This research aims to determine the perception of the impact of bullying on students at SMA Muhammadiyah 2 Palembang. This research uses a type of quantitative descriptive research with a questionnaire whose results will be analyzed and presented in table form to 92 respondents consisting of 48 respondents for class X and 44 respondents for class XI using stratified random sampling techniques based on class. The research instrument uses the Guttman scale. The results of the research show that the impact of bullying on students as perpetrators is in the high category with a total percentage of 80%, the impact on students as victims is in the medium category with a total percentage of 40%, and the impact for those who witness bullying is in the medium category with a total percentage by 54%.
Keywords: Impact of Bullying; Perception; Students
Abstrak: Bullying tidak hanya berdampak bagi pelaku dan korban, tetapi bagi siswa yang menyaksikan kejadian bullying
6%
5%
3%
1%
0.7%
0.5%
0.3%
0.3%
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dampak bullying terhadap siswa di SMA Muhammadiyah 2 Palembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan angket yang hasilnya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel kepada 92 responden terdiri dari 48 resonden untuk kelas X dan 44 responde untuk kelas XI menggunakan teknik stratified random sampling berdasarkan kelas. Instrumen penelitian menggunakan skala Guttman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak bullying terhadap siswa sebagai pelaku masuk dalam kategori tinggi dengan total presentase sebesar 80%, dampak bagi siswa sebagai korban masuk dalam kategori sedang dengan total presentase sebesar 40%, dan dampak bagi yang menyaksikan bullying masuk dalam kategori sedang dengan total presentasi sebesar 54%.
Kata kunci: Dampak Bullying; Persepsi; Siswa
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Karsono (2022) menyatakan bahwa belajar adalah proses menciptakan kepribadian dan kemampuan siswa, termasuk sikap, minat, dan nilai, serta meningkatkan berbagai jenis perfoma (kinerja). Belajar juga dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku atau tanggapan karena pengalaman baru, pengetahuan baru, dan aktivitas berlatih. Untuk melaksanakan proses belajar, siswa membutuhkan motivasi belajar internal dan eksternal (Perdamaian, 2023).
Pendidikan karakter menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan di Indonesia untuk memberikan peserta didik kekuatan spiritual, pengendalian diri,
pengabdian, kecerdasan, akhlak mulia, dan kemampuan yang diperlukan. Namun, sangat disayangkan bahwa akhir-akhir ini semakin banyak peristiwa yang bertentangan dengan prinsip-prinsip pendidikan karakter. Kekerasan, khususnya yang terjadi di kalangan pelajar, dapat berbentuk fisik, verbal, dan relasional atau hubungan (Afriani & Afrinaldi, 2023). Segala jenis kekerasan yang terjadi dapat disebut sebagai bullying. Alison (2016) mengatakan bullying adalah masalah global yang berdampak pada kesejahteraan emosional, sosial, dan fisik anak usia sekolah di seluruh dunia (Afriani & Afrinaldi, 2023).
Bullying adalah ketika seseorang atau kelompok menyalahgunakan kekuatan atau kekuasaan untuk menyakiti orang lain (Pramoko, 2019). Pihak yang kuat dapat berarti kuat secara mental dan fisik karena kelemahan fisik atau mental korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan diri. Bukan hanya tindakan yang dilakukan yang harus di perhatikan, tetapi tindakan tersebut dapat berdampak
pada korban. Perilaku bullying masih terus menghantui anak-anak dan remaja Indonesia. Kebanyakan kasus bullying di Indonesia sering terjadi di sekolah
(Aminah & Nurdianah, 2019). Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Tahun 2023 menunjukkan bahwa tahun tersebut menjadi kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah dengan 303 kasus diantaranya memakan korban jiwa seorang siswa SD yang diduga menjadi salah satu pemicu korban bunuh diri. Kasus bullying tersebut juga terjadi di Kota Palembang yaitu di SMA Muhammadiyah 2 Palembang. Pada hasil observasi yang dilakukan terdapat kurang lebih 13 kasus kejadian bullying yang terjadi pada tahun 2018-2023 yang bersumber dari buku kasus sekolah. Pada tahun 2018 terdapat 3 kasus, pada tahun 2022 terdapat 6 kasus, dan pada tahun 2023 terdapat 4 kasus.
Sebelumny sudah pernah dilakukan penelitian kasus bullying oleh Kanda (2024) yang menyebutkan bahwa bullying memiliki efek negatif yang signifikan pada korban. Korban mengalami penurunan prestasi akademik, kehilangan kepercayaan diri, dan mengalami gangguan mental yang sulit disembuhkan. Upaya pencegahan dan intervensi yang melibatkan
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi tindakan bullying
dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa. Rekomendasi termasuk memberikan informasi tentang bullying sedini mungkin, melibatkan pelaku dan korban dalam kegiatan konstruktif dan edukatif, dan membentuk kelompok pencegahan anti-bullying di sekolah. Pentingnya melakukan hal-hal untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah dan masyarakat secara keseluruhan (Lusiana & Arifin, 2022).
Bullying tidak hanya berdampak bagi pelaku dan korban, tetapi bagi siswa yang menyaksikan (bystanders) kejadian bullying tersebut. Dampak bullying bagi yang menyaksikan (bystanders) antara lain; 1) Jika bullying dibiarkan berulang kali, penonton yang menyaksikan akan menganggap perilaku tersebut normal dan diterima secara sosial dan mungkin untuk menirunya, 2) Para penonton takut menjadi korban berikutnya, memilih untuk menjauh. Sementara beberapa orang memilih untuk tetap diam dan tidak bertindak atau menghentikan bullying tersebut (Alifian & Muliasari, 2019).
METODE
Penelitian ini menggunaan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2017), metode ini disebut metode pendekatan kuantitatif dikarenakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif menguji teori atau permasalahan yang sudah ada. Sedangkan jenis peneliian deskriptif adalah
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan angket yang hasilnya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi dampak bullying terhadap siswa di SMA Muhammadiyah 2 Palembang.
Teknik pengumpulan data pada penelitian menggunakan angket, dan dokumentasi. Populasi pada penelitian ini berjumlah 234 siswa dan diambil sampel menggunakan teknik stratified random sampling berdasarkan kelas sebanyak 92 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif melalui pemberian skor ya atau tidak berdasarkan skala guttman pada angket yang diberikan dengan 3 skala interval yaitu tinggi, sedang, dan rendah melalui 26 item pertanyaan.
Tabel 1 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
RentanganKeterangan66.68% - 100%Tinggi33.34% - 66.67%Sedang0% - 33.33%Rendah
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2024
HASIL
Deskripsi Data Responden
Profil
Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kelas
Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
dan Kelas
KelasGender
Jumlah
Total
PersentaseTotal PersentaseLaki-lakiPerempuanXI IPA 110515
4416%
48%XI IPA 2861415%XI IPS1411516%X. 116016
4817%
52%X. 21121314%X. 31721921%Total 76169292100%100%
Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2024
Berdasarkan deskripsi tabel di atas dapat disimpulkan kelas yang paling banyak mengisi kusioner berada di kelas X dengan jumlah 48 siswa.
Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Usia
UsiaKelas XKelas XITotalPersentase142022%152622830%1617264347%171151617%180000%191122%201011%Total484492100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2024
Berdasarkan deskripsi tabel di atas demikian bahwa responden yang diteliti didominasi oleh usia 16 tahun dengan presentase 47% atau 43 siswa.
Deskripsi Data Hasil Angket
Indikator Persepsi Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Pelaku
Tabel 4 Data Hasil Angket Indikator Persepsi Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Pelaku
No.PertanyaanHasil (%)Y%T%Kriteria1Menurut anda apakah anda menyadari dampak dan konsekuensi yang dilakukan bila terlibat dalam perilaku bullying 8997%33%Tinggi2Menurut anda apakah tindakan bullying dapat merugikan prestasi akademik anda sendiri bahkan orang lain 8896%44%Tinggi3Apakah menurut anda pengalaman traumatis yang memicu untuk melampiaskannya kepada orang lain 2224%7076%Rendah4Apakah menurut anda mengalami perubahan emosi atau rasa penyesalan setelah menyadari perilaku bullying yang anda lakukan 7986%1314%Tinggi5Apakah menurut anda tindakan bullying dapat mempengaruhi hubungan sosial dan perilaku anda di masyarakat 8693%67%Tinggi6Apakah menurut anda tindakan bullying merupakan perbuatan kriminal yang dapat memicu reaksi hukum yang dapat mempengaruhi masa depan anda 8390%910%Tinggi7Menurut anda siapkah di droup out dari sekolah bila melakukan tindakan bullying karna tidak sesuai dengan aturan sekolah apalagi korban mengalami kekerasan fisik yang fatal 5661%3639%Sedang8Bila terlibat sebagai pelaku menurut anda bersediakah dan mampu membuat perubahan positif dalam perilaku anda untuk menghindari risiko pikiran kriminal 8997%33%TinggiRata-rata80%20%Tinggi
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2024
Berdasarkan tabel 4 diatas dampak bullying terhadap siswa sebagai pelaku termasuk pada kriteria tinggi yang menunjukkan hasil rata-rata sebesar 80%.
Indikator Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Korban
Tabel 5 Data Hasil Angket Indikator Persepsi Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Korban
NoPertanyaanHasil (%)Y%T%Kriteria9Menurut anda sebagai korban yang mengalami kejadian bullying apakah berdampak pada psikologis anda, seperti stres dan depresi ?2224%7076%Rendah10Menurut anda apakah kejadian tersebut membuat tingkat kepercayaan diri dan motivasi anda menurun ?4751%4448%Sedang11Menurut anda bila sebagai korban bullying apakah anda merasa tidak aman disekolah dan mengganggu performa akademis anda? 4246%4953%Sedang12Menurut anda apakah korban bullying mengalami perubahan perilaku sejak mengalami bullying disekolah ?3134%6065%Sedang13Menurut anda apakah akan merasa sulit untuk percaya pada orang lain setelah mengalami bullying ?3437%5762%Sedang14Menurut anda apakah kejadian tersebut mempengaruhi hubungan sosial dengan teman-teman ?4549%4549%Sedang15Menurut anda apabila sebagai korban apakah anda memiliki pikiran/ perasaan yang berpotensi membahayakan diri sendiri setelah mengalami bullying ?3235%5964%Sedang16Menurut anda apabila menjadi korban bullying apakah berpikir untuk balas dendam atas kejadian bullying yang menimpa diri anda ?3336%5964%SedangRata-rata40%60%Sedang
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2024
Berdasarkan tabel 5 diatas dampak bullying terhadap siswa sebagai korban termasuk pada kriteria sedang yang menunjukkan hasil rata-rata sebesar 40%.
Indikator Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Yang Menyaksikan Bullying
Tabel 6 Data Hasil Angket Indikator Persepsi Dampak Bullying Terhadap Siswa Sebagai Yang Manyaksikan Bullying
NoPertanyaanHasil (%)Y%T%Kriteria17Apakah anda pernah menyaksikan langsung atau tidak langsung dari tindakan bullying yang di lakukan orang lain di lingkungan sekolah ?7683%1617%Tinggi18Apakah menurut anda berpikir kejadian bullying adalah hal yang biasa dan umum terjadi ?3033%6267%Rendah 19Apakah menurut anda tidak perlu ikut campur terhadap permasalahan orang lain selagi bukan anda yang terlibat ?6267%3033%Tinggi20Apabila melihat kejadian bullying apakah anda mengalami reaksi emosional yang kuat, seperti kejutan, takut atau kecemasan ?4751%4549%Sedang21Apakah anda merasa empati terhadap korban apabila setelah menyaksikan kejadian bullying, meskipun anda bersikap cuek ?7885%1415%Tinggi22menurut anda apabila terjadi bullying apakah anda memutuskan untuk melaporkan tindakan bullying yang anda saksikan ke pada pihak sekolah ? 5560%3740%Sedang23Apabila ada kejadian bullying apakah anda akan bergabung dalam tindakan bullying setelah menyaksikannya?1718%7582%Rendah24Menurut anda apakah akan tetap ikut bergabung sebagai pembuli dikarenakan adanya tekanan kelompok tertentu yang mempengaruhi partisipasi anda ? 910%8390%Rendah25Menurut anda apakah anda akan merasakan penyesalan terkait partisipasi anda saat menyaksikan bullying ?4246%5054%Sedang26Menurut anda apakah anda menyadari bahwa perilaku bullying terus dibiarkan, dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional korban ?8592%78%Tinggi54%46%Sedang
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2024
Berdasarkan tabel 5 diatas dampak bullying terhadap siswa sebagai yang menyaksikan bullying termasuk pada kriteria sedang yang menunjukkan hasil rata-rata sebesar 54%.
PEMBAHASAN
Dampak Bagi Pelaku Bullying
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Palembang alasan kasus bullying terjadi dikarenakan siswa kurang mampu dalam mengontrol perilaku dan tindakan serta ketidakmampuan dalam mengelola emosi yang terjadi pada usia remaja bersumber dari Buku Kasus Sekolah dan wawancara saat observasi awal. Bullying didefinisikan oleh Komisi Nasional HAM sebagai bentuk kekerasan fisik maupun psikologis secara berulang terhadap individu yang tidak mampu mempertahankan dirinya karena perasaan tertekan, terancam, depresi, trauma, dan tidak (Komariyah, 2022). Hasil studi Zakiyah menerangkan bahwa pelaku biasanya agresif secara verbal maupun fisikal dengan berkelompok yang ingin populer, sering membuat onar, pendendam, iri hati, dan menguasai kehidupan sosial di sekolah dengan mencari kesalahan orang lain (Zakiyah dkk, 2017).
Berdasarkan hasil analisis indikator dampak bagi pelaku bullying, dibuatlah pengkategorian untuk indikator dampak bagi pelaku bullying. Pengkategorian tersebut terbagi dalam tiga pengkategorian interval yaitu skor terendah dengan presentase sebesar (0%-33,33%), skor sedang dengan presentase sebesar (33,34%-66,67%), dan skor tertinggi dengan presentase sebesar (66,68%-100%). Pernyataan yang terdiri dari 8 pertanyaan telah disediakan dan dibagikan kepada 92 responden, dari pertanyaan tersebut dampak yang paling dominan oleh responden ialah penurunan prestasi akademik dengan total persentase sebesar 96%, memiliki pikiran kriminal dengan total persentase sebesar 93,5%, perilaku anti-sosial dengan total persentase sebesar 93%, dikeluaran dari sekolah dengan total persentase 79%, dan gangguan emosi dengan total persentase sebesar 55%.
Hasil keseluruhan tanggapan pernyataan yang diberikan oleh responden kepada peneliti menunjukkan bahwa tindakan bullying memberikan berbagai dampak negatif terhadap siswa sebagai pelaku dengan keseluruhan persentase sebesar 80%, artinya persepsi siswa yang terlibat bullying sebagai pelaku masuk dalam kategori skor tinggi. Bullying dapat muncul sebagai hasil sebuah pelanggaran yang disertai hukuman. Artinya, para pembuli mengetahui konsekuensi yang diterima apabila melakukan pelanggaran. Konsekuensi yang diterima tidak hanya diterima dari sekolah bahkan bisa ke masyarakat yang dapat mengganggu masa depan.
Kasus bullying yang ada di SMA Muhammadiyah 2 Palembang memberikan berbagai dampak kepada siswa yang bertindak sebagai pelaku bullying, siswa sebagai korban bullying, dan siswa yang menyaksikan perilaku bullying. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui persepsi siswa terhadap dampak bullying. Menurut Aprilia (2023) persepsi terjadi apabila menerima rangsangan dari luar dan ditangkap oleh indera selanjutnya menuju ke otak sehingga terjadilah proses berpikir yang menghasilakan sebuah pemahaman tentang dampak bullying terhadap pelaku, korban, dan yang menyakskan bullying. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti memfokuskan pembahasan berdasarkan indikator dampak bullying terhadap siswa yang terdiri dari 3 indikator yaitu, dampak bagi pelaku bullying, dampak korban bullying, dan dampak bagi yang menyaksikan tindak bullying.
Dampak Korban Bullying
Korban bullying adalah orang paling dirugikan dalam tindakan bullying, penguasaan pelaku terhadap korban menyebabkan perasaan tertekan (Pramoko, 2019). Menurut Amini (2008) dalam (Ilyas, 2019) bentuk bullying yang diterima berupa 1) bullying fisik berupa jenis bullying langsung seperti menyikut, menendang, menampar, dll 2) bullying verbal berupa menghina, fitnah, mencela, menyebarkan gosip 3) bullying relasional berupa pelemahan harga diri korban seperti pengabaian, pengecualian, pengucilan 4) cyberbullying berupa teror terus menerus di internet maupun media sosial. Menurut Yusuf dan Fahrudin (2012) dalam (Wicaksana, 2017) korban bullying adalah orang yang menjadi sasaran atau objek perundungan melalui berbagai perilaku agresif. Anak-
anak yang sering menjadi korban bullying biasanya menunjukkan ciri-ciri perilaku internal seperti pasif, sensitif, pendiam, lemah, dan tidak menanggapi serangan atau gangguan apapun. Anak-anak yang menjadi korban
bulllying merasa tidak percaya diri dan tidak memikirkan diri mereka sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Kanda (2024) menemukan bahwa bullying memiliki dampak yang sangat buruk pada korban. Korban mengalami gangguan mental yang sulit disembuhkan, penurunan prestasi akademik, dan kehilangan kepercayaan diri.
Berdasarkan hasil analisis indikator dampak bagi korban bullying, terdapat pernyataan yang terdiri dari 8 pertanyaan telah disediakan dan dibagikan kepada 92 responden, dari pertanyaan tersebut dampak yang paling dominan oleh responden ialah penurunan kepercayaan diri dengan total persentase sebesar 51%, dan disusul dengan penurunan prestasi akademik dengan total persentase sebesar 46%, trust issue dengan total persentase sebesar 40%, memiliki pikiran untuk balas dendam dengan total persentase sebesar 36%, dan terganggu dengan masalah kesehatan dengan total persentase sebesar 29,5%.
Hasil keseluruhan tanggapan pernyataan yang diberikan oleh responden kepada peneliti menunjukkan bahwa tindakan bullying memberikan berbagai dampak negatif terhadap siswa sebagai korban bullying dengan keseluruhan persentase sebesar 40% sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden pada indikator dampak bagi korban bullying masuk kategori sedang. Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwa bentuk bullying yang dilakukan berupa memalak, memukul, menjambak, mengejek berumber dari buku kasus sekolah. Pada dasarnya setiap anak berhak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi sesuai dengan hakikat kemausiaan tanpa adanya diskriminasi dan kekerasan, upaya pencegahan dan intervensi yang elibatkan
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi tindakan bullying
tersebut dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa (Kanda, 2024). Dengan demikian walapun hasil penelitian pada indikator dampak bullying bagi korban terbilang sedang, diperlukannya antisipasi agar tidak terjadinya kejadian bullying.
Dampak Bagi yang Menyaksikan Bullying
Bullying tidak hanya berdampak bagi pelaku dan korban saja tetapi berdampak bagi yang menyaksikan kejadian bullying tersebut. Siswa yang menyaksikan bisa di katakan sebagai pengamat saat kejadian bullying berlangsung. Keputusan yang diambil bagi yang menyaksikan bullying tergantung apakah ada teman sebaya yang memepengaruhi pengambilan keputusan. Menurut Wicaksana (2017), teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan dan pengukuhan tingkah laku, sikap anti sosial, dan bullying. Pembuli secara tidak langsung memperoleh dukungan kuasa, popularitas, dan status sebagai pengamat dari teman sebaya mereka, dan saksi atau teman sebaya yang menyaksikan biasanya berdiam diri dan tidak ingin campur tangan.
Berdasarkan hasil analisis deksriptif terdapat berbagai dampak dan reaksi yang dirasakan bagi yang menyaksikan bullying. Pernyataan yang terdiri dari 10 pertanyaan telah disediakan dan dibagikan kepada 92 responden. Dari pertanyaan tersebut dampak yang paling dominan oleh responden adalah cuek dengan total persentase sebesar 76% hal ini dikarenakan karena rata-rata siswa yang menyaksikan tindakan bullying tidak ingin ikut terlibat dan tidak ingin berurusan dengan pihak sekolah maupun wali siswa dari pelaku maupun wali siswa dari korban walaupun ada perasaan simpati terhadap korban. Adapun juga siswa yang menganggap hal tersebut menjadi hal biasa jika terus dibiarkan dengan total persentase sebesar 69,5%. Tidak jarang juga ada yang membantu temannya dalam kejadian bullying tersebut dengan melaporkan kepada pihak sekolah dengan total persentase sebesar 60%, selain itu siswa yang menyaksikan tindakan bullying merasa terkejut dengen total persentase sebesar 51%, dan tidak jarang juga ada siswa yang sebelumnya hanya menyaksikan tetapi ujung-ujungnya malah ikut bergabung dengan total persentase sebesar 24,6%.
Hasil keseluruhan tanggapan pertanyaan yang diberikan oleh responden kepada peneliti menunjukkan bahwa tindakan bullying memberikan berbagai dampak negatif terhadap siswa sebagai yang menyaksikan dengan keseluruhan persentase sebesar 54% sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan responden pada indikator dampak bagi yang menyaksikan bullying masuk dalam kategori sedang. Artinya ada faktor yang di pertimbangkan pengamat untuk mengambil keputusan.
Alifian & Muliasari (2019) menyebutkan apabila bullying dibiarkan trus menerus maka penonton yang menyaksikan akan menganggap perilaku tersebut normal dan diterima secara sosial dan mungkin untuk menirunya dan para penonton takut menjadi korban berikutnya, jadi mereka memilih untuk menjauh. Sementara beberapa orang memilih untuk tetap diam dan tidak bertindak atau menghentikan bullying tersebut. Dengan ini sekolah yang diharapkan bersikap lebih tegas terhadap pelaku bullying agar tidak ada siswa yang membantu pelaku yang seharusnya membantu korban agar siswa yang melapor kejadian lebih memiliki keberanian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti memfokuskan pembahasan berdasarkan indikator persepsi dampak bullying terhadap siswa sebagai berikut: Pertama, dampak bagi pelaku bullying yaitu, penurunan prestasi akademik, perilaku anti-sosial, memiliki pikiran kriminal, gangguan emosi, dan hal yang paling parah ialah pelaku yang melakukan tindak bullying akan diberi sanksi yaitu dikeluarkan dari. Jumlah persentase dari indikator dampak bagi pelaku bullying yaitu sebesar 80% atau berada dalam kategori tinggi, artinya siswa yang terlibat bullying sebagai pelaku masuk dalam kategori tinggi.
Kedua, dampak bagi korban bullying yaitu, penurunan kepercayaan diri, penurunan prestasi akademik, perilaku anti-sosial, trust issue, memiliki pikiran untuk balas dendam, dan terganggu dalam masalah kesehatan. Jumlah persentase dari indikator dampak bagi korban bullying yaitu sebesar 40% atau berada dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden pada indikator dampak bagi korban bullying masuk kategori sedang.
Ketiga, dampak bagi siswa yang menyaksikan bullying yaitu cuek dalam hal ini dikarenakan karena rata-rata
siswa yang menyaksikan tindakan bullying tidak ingin ikut terlibat dan tidak ingin berurusan dengan pihak sekolah maupun wali siswa dari pelaku maupun dari korban walaupn masih memiliki rasa simpati. Tidak jarang juga ada yang membantu temannya dalam kejadian bullying dengan melapor ke pihak sekolah tersebut, selain itu siswa yang menyaksikan tindakan bullying merasa terkejut, ada juga siswa yang menganggap hal tersebut menjadi hal biasa jika terus dibiarkan, dan tidak jarang juga ada siswa yang sebelumnya hanya menyaksikan tetapi ujung-ujungnya malah ikut bergabung. Jumlah persentase dari indikator dampak bagi yang menyaksikan tindakan bullying
yaitu sebesar 54% atau berada dalam kategori sedang, artinya ada faktor yang di pertimbangkan pengamat untuk mengambil keputusan.
DAFTAR RUJUKAN
Alifian, N., & Muliasari. (2019). Dampak perilaku. November.
Aminah,
A., & Nurdianah, F. (2019). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Siswa. Jurnal Eksplorasi Bimbingan dan Konseling,
1(1), 1-10. http://journal.unucirebon.
ac.id/index.php/JEBK.
Eka Afriani, & Afrinaldi Afrinaldi. (2023). Dampak Bullying Verbal Terhadap Perilaku Siswa Di Sma Negeri 3 Payakumbuh. Atmosfer: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Budaya, dan Sosial Humaniora, 1(1), 72-82. https://doi.org/10.59024/atmosfer.v1i1.34.
Kanda, A. S. (2024). Dampak Bullying Terhadap Perubahan Perilaku Pada Korban Bullying di SMK PGRI 2 Kota Cimahi. 1(3), 507-512.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (2023). Rakornas dan Ekspose KPAI 2023: Membangun Indonesia Bebas Kekerasan Terhadap Anak. Diakses tanggal 14 Agustus, 2024 dari artikel : https://www.kpai.go.id/publikasi/rakornas-dan-ekspose-kpai-2023-membangun-indonesia-bebas-kekerasan-terhadap-anak.
Lusiana, S. N. E. L., & Siful Arifin. (2022). Dampak Bullying Terhadap Kepribadian Dan Pendidikan Seorang Anak. Kariman: Jurnal Pendidikan Keislaman, 10(2), 337-350. https://doi.org/10.52185/kariman.v10i2.252.
Perdamaian, Bara Agung., Marhen, Eddy., Donie., Yenes, Ronie. (2023). UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Volume III no II ISSN 2776-1479 ( Online ) 1 | JOLMA Copyright @ Bara et al PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat . Menurut Karsono et al . III(Ii), 1-3.
Pramoko, R. (2019). Pengaruh Penerimaan Diri Remaja Terhadap Bullying Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Turi. Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 195-203. https://journal.student.uny.
ac.id/index.php/fipbk/article/view/15911%0Ahttps://journal.student.uny.ac.id/index.php/fipbk/article/download/15911/15395.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Bandung.
2
Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 13, Nomor 1, Februari 2006, hlm. 1(8
1
https://ojs.uvayabjm.ac.id/index.php/pahlawan/indexResti, Saputra dan Andriani, Persepsi Dampak Bullying .
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 kata .
https://ojs.uvayabjm.ac.id/index.php
/pahlawan/indexResti, Saputra dan Andriani, Persepsi Dampak Bullying .
135 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm. 94-100
Jurnal Pahlawan | Vol. 20, No. 2: Oktober Tahun 2024
1
Jurnal Pahlawan | Vol. xx, No. xx, Thn. xxxx
2
Jurnal Pahlawan | Vol. 20, No. 2 : Oktober Tahun 2024
2
Disclaimer:
This report must be correctly interpreted and analyzed by a qualified person who bears the evaluation responsibility!
Any information provided in this report is not final and is a subject for manual review and analysis. Please follow the guidelines:
Assessment recommendations