Di kamar kos kecil berukuran 3x3 meter di daerah Tembung, Medan, Lilis duduk bersila di depan kipas angin yang sudah mulai berderit. Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, ia membuka aplikasi yang akhir-akhir ini jadi pelarian dari penat: game slot online bernama Mahjong Ways.

Bukan karena kecanduan, katanya. Tapi karena iseng, sambil menunggu waktu tidur datang.

Lilis, 23 tahun, adalah mahasiswi tingkat akhir di salah satu kampus swasta. Ia bukan dari keluarga berada. Biaya kuliah dibantu kakaknya, uang harian dari ibunya di kampung, selebihnya ia kerja part-time jaga kedai kopi. Sering kali, akhir bulan datang lebih cepat dari gaji.

Awal kenal Mahjong Ways dari temannya. Cuma coba-coba, modal kecil. Tapi malam itu beda. Dalam satu sesi, ketika gulungan mulai memutar cepat dan simbol-simbol mahjong berubah warna, tiba-tiba layar ponselnya penuh angka-angka pengali. Lilis mematung.

Rp 20.423.000.

Itu angka yang muncul setelah satu rangkaian spin dan scatter bonus. Tidak percaya, ia ulangi pengecekan dua kali. Lalu menarik napas panjang, dan langsung tarik dana ke rekening.

Besok paginya, uang itu benar-benar masuk.

Berbeda dengan kebanyakan cerita menang game yang ujungnya belanja gila-gilaan, Lilis justru menyimpan semuanya. Tak satu rupiah pun dipakai nongkrong. Tak ada beli HP baru, tas, atau skin game.

Ia membuka rekening baru di bank digital, menamai folder-nya "P3K Keuangan" simpanan pribadi jika nanti ada kondisi tak terduga. Sakit, biaya skripsi, bantu adik, atau sekadar pegangan saat part-time sepi.

Beberapa temannya sempat heran. “Nggak dipakai sama sekali?” tanya mereka. Lilis cuma balas dengan senyum.

“Aku pernah ngerasain nggak punya uang sama sekali, bahkan buat beli nasi. Jadi sekarang, kalau tiba-tiba dapat, ya aku simpen aja.”

Lilis tidak cerita banyak ke orang-orang soal sumber uangnya. Ia tahu, sebagian akan memuji, tapi lebih banyak yang menghakimi. Permainan slot seperti Mahjong Ways memang masih dianggap tabungan, dan secara hukum, masuk kategori perjudian daring yang belum dilegalkan di Indonesia.

Tapi baginya, malam itu hanyalah momen tak terduga yang ia tangkap, dan tak ingin ulangi.

Sejak saat itu, Lilis tak lagi aktif bermain. Ia lebih sibuk menyusun proposal skripsi dan mulai ikut pelatihan bisnis daring kecil-kecilan. Di ponselnya, aplikasi game itu masih ada tapi tak pernah lagi disentuh.

Dari balik dinding tipis kos-kosan, suara teman-temannya terdengar samar. Tertawa, berbicara soal tugas kampus, dan kadang… soal siapa yang lagi “gacor” malam ini.

Lilis hanya menatap layar ponselnya. Bukan lagi gulungan mahjong, tapi e-wallet yang menunjukkan angka 20 juta lebih masih utuh. Ia tarik selimut, lalu menulis satu kalimat di notes-nya:

"Bukan soal menangnya. Tapi soal bagaimana aku memilih menenangkan masa depanku."